Solo – Kebijakan PLN atas pencabutan capping (batas) tarif dasar listrik (TDL) sebesar 18 persen hanya akan membuat industri semakin terluka. Pasalnya, saat ini sektor padat karya tersebut banyak dibebani melambungnya harga kebutuhan bahan baku.
“Industri sendiri saat ini masih menghadapi banyak masalah, baik dari dalam maupun luar negeri. Di luar negeripun karena situasi ekonomi saat ini sedang tidak bagus, barang kami sulit keluar. Jika ditambah pencabutan capping, kami nggak bisa balance. Kami nggak minta untung kok, cuma minta balance, beber Ketua Bidang Hukum dan Pembelaan Dewan Pengurus Kota Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Solo, Rihatin Boedijono, ketika dihubungi wartawan, Kamis (17/2) kemarin.
Tidak hanya situasi ekonomi saja yang memicu keterpurukan sektor industri dalam negeri, pihaknya juga menuding beban pajak, pungutan maupun kebijakan pemerintah daerah turut memberi andil melemahnya industri. Oleh sebab itu, Rihatin meminta kebijakan pencabutan capping TDL industri dibatalkan.

Terpisah, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo Bidang Hotel Berbintang, Purwanto Yudhonagoro, menyampaikan pencabutan capping TDL industri bakal semakin membebani biaya semivariabel sektor perhotelan. Pasalnya energi listrik menyumbang biaya operasional yang tidak sedikit, yakni 25 persen.
“Situasi sekarang tidak memungkinkan pemberlakuan pencabutan capping karena tingkat okupansi hotel masih rendah dan revenue belum tinggi. Sebaiknya rencana tersebut tidak diberlakukan,” pungkas dia.