Solo – “Pada dasarnya saat ini keadaan Solo sudah ayem-ayem saja. Saya sudah nyaman dengan Solo yang sekarang.”
Itulah ungkapan Subroto yang sepanjang hidupnya sudah tinggal di kota bengawan ini. Ia sendiri bekerja sebagai penarik becak sejak masih muda. Sedangkan istrinya adalah pedagang kaki lima yang menempatkan kiosnya di depan Hotel Dana di Jalan Slamet Riyadi.
Jika ditanya apa harapannya buat kota ini ke depan laki-laki yang tinggal di Purwodingratan ini pun ingin agar kota ini tetap aman, sehingga dia dan warga masyarakat kebanyakan yang mencari penghasilan di tempat ini, dapat melanjutkan roda kehidupan di kota batik ini.
Subroto adalah salah satu dari banyak wong cilik yang ikut larut dalam kegembiraan menyambut Kirab Boyong Kedhaton dalam rangka Hari Ulang Tahun kota Solo yang ke- 265 dua hari yang lalu. Walaupun sempat membuat jalan padat merayap, karnaval yang telah menyedot perhatian seluruh warga Solo itu tetap menjadi acara tahunan yang selalu ditunggu.