Solo — Badan Pusat Statistik (BPS) Solo mencatat inflasi Solo pada bulan November 2019 masih bertahan tinggi, yakni 0,23 persen. Angka tersebut masih di atas inflasi Jateng yang mencapai 0,20 persen dan nasional 0,14 persen.
“Angka inflasi November memang turun dengan bulan sebelumnya, yaitu dari 0,25 persen menjadi 0,23 persen. Angka ini masih terbilang tinggi,” ujar Kepala BPS Solo, Totok Tavirijanto, Senin (2/12).
Data yang masuk ke BPS, kata dia, kelompok yang memberikan kontribusi cukup besar pada inflasi Solo bulan November, di antaranya bahan makanan sebesar 0,69 persen dan sandang sebesar 0,49 persen.
“Kami mencatat bahan makanan yang mengalami kenaikan harga, di antaranya bawang merah naik 16,06 persen, daging ayam ras naik 4,09 persen, telur ayam ras naik 6,02 persen, dan tomat sayur naik 18,96 persen,” kata dia.
Ia mengatakan dengan angka inflasi tersebut, Solo untuk tahun kalender 2019 sebesar 2,44 persen dan inflasi secara year on year (yoy) sebesar 3,03 persen. Totok mengungkapkan tingginya inflasi kali ini merupakan peringatan bagi seluruh pihak seiring dengan memasukinya momentum akhir tahun.
“Ya kebiasaan akhir tahun terjadi kenaikan volume konsumsi oleh masyarakat. Ini yang harus diwaspadai. Pengalaman sebelumnya, inflasi bulan Desember lebih tinggi dibandingkan bulan lainnya” tandas dia.