Wonogiri — Omzet penjualan petani tembakau di Kecamatan Eromoko, Wonogiri tahun 2019 nilainya cukup fantastis. Dari hasil tanaman tersebut, kalangan petani di wilayah itu mampu mendulang rupiah yang totalnya mencapai puluhan miliar.
“Hasil panen tahun ini totalnya Rp 44.947.326.752. Ini kabar sangat menggembirakan bagi kami dan ini baru sementara, sebab belum semua petani hasilnya terdata,” terang Camat Eromoko Danang Erawanto, Selasa (3/12).
Menurut dia, jumlah petani tembakau di wilayahnya sebanyak 2.046 orang, dengan luas lahan 1.222,05 hektar. Kemudian hasil tembakau kering mencapai 1.728,816 Kg atau ketika dirupiahkan nilainya mencapai Rp 44.947.326.752.
Danang Erawanto mengatakan, tembakau petani asal Eromoko semuanya telah dibeli oleh perusahaan dengan sistem kemitraan. Di wilayahnya terdapat desa dan kelurahan yang saat ini dapat dikatakan sebagai sentranya tembakau di Wonogiri.
Dia menyatakan, tahun 2018 lalu, jumlah petani 1.397 orang dan jumlah lahan 706,74 hektar mampu memproduksi 1.134.482 Kg tembakau kering dengan nominalnya mencapai Rp 29.671.350.000. Ia mengakui jika luasan tanam tembakau sejak 2017 dan 2018 mengalami penurunan akibat dampak kekeringan. Namun di tahun ini mengalami kenaikan menjadi 1.222 hektar.
Setidaknya ada sembilan desa yang saat ini menanam tembakau. Yakni, Desa Ngadirejo, Tegalharjo, Baleharjo, Minggarharjo, Sumberharjo, Panekan, Sindukarto, Eromoko, dan Puloharjo.
“Harga tembakau masih standar sekitar Rp 21 ribu sampai Rp 45 ribu perkilogram, tergantung kelasnya,” ujarnya.
Berdasarkan informasi, tahun 2015 lalu di Kecamatan Eromoko dengan luas 482,51 hektar hasil produksi tembakau mencapai 684.539 Kg, sedangkan hasil penjualan Rp 16.618.712.300. Kemudian pada tahun 2016, dengan luas lahan 581,99 hektar menghasilkan 688.823 Kg dengan hasil penjualan Rp 17.698.002.000.
Editor : Marhaendra Wijanarko