Solo — Pemkot Solo mulai melirik adanya potensi pengembangan wisata disektor kesehatan dengan melirik industri jamu yang ada di Kota Solo. Hal itu sesuai dengan rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadikan industri jamu sebagai lokasi wisata baru di Indonesia.
“Industri jamu produksi rumahan yang ada di Kota Solo saya lihat sendiri tidak kalah dengan Kabupaten Sukoharjo yang selama ini sudah terkenal sebagai Kota Jamu,” ujar Kepala Dinas Pariwisata, Hasta Gunawan, Salasa (3/12).
Hasta mengungkapkan hal yang membedakan industri jamu di Solo kalah bersaing dengan di Nguter adalah soal branding. Persoalan branding ini yang menjadi pekerjaan rumah Pemkot Solo.
“Solo iti juga diuntungkan dengan keberadaan pasar-pasar tradisional seperti Pasar Ledoksari Jebres, Pasar Legi, dan Pasar Gede yang menjual banyak bahan untuk jamu. Kita bisa branding supaya jadi kayak Pasar Nguter,” papar dia.
Ia mengatakan salah satu cara yang dilakukan untuk mendongkrak wisatawan berjunjung di Solo pada 2020 diantaranya adalah dengan memperbanyak keberadaan sport tourism.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan banyak potensi wisata kesehatan yang bisa dikembangkan di Indonesia. Ia mengatakan ada empat klaster wisata kesehatan yang akan dikembangkan, yaitu wisata medis, wisata kebugaran dan jamu, wisata olahraga yang mendukung kesehatan, dan wisata ilmiah kesehatan.
Ada lima daerah yang diunggulkan untuk sektor wisata ini, yaitu Semarang, Yogyakarta, Solo, Bali, dan Jakarta.