Solo — Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan Lumbung Beras Wakaf di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Blora, Rabu (4/12). Lumbung itu merupakan lumbung ketiga yang dimiliki organisasi filantropi tersebut. Dua lumbung lainnya beroperasi di Serang, Banten, dan Tasikmalaya.
“Dana yang digunakan untuk lumbung beras ini berasal dari dana wakaf yang terkumpul dari dana wakaf. Itulah kenapa ada embel-embel wakaf di belakangnya,” kata Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyudin pada sambutannya.
Dibangun di atas lahan seluas 2.300 meter persegi, lumbung beras wakaf itu bisa dibilang berskala industri. Apalagi lumbung tersebut sudah dilengkapi mesin-mesin pengolah yang modern dengan kapasitas besar. Gabah petani diolah melalui mesin pengering, mesin huller (selep) dan hingga mesin pengemas yang serba otomatis. Menurut perhitungan ACT, lumbung di Cepu bisa memproduksi seribu ton beras per bulan.
“Itu kalau operasional normal. Kalau kita dorong lagi, bisa dua kali lipat,” kata dia.
Direktur Program ACT, Wahyu Novian mengatakan beras yang diproduksi Lumbung Beras Wakaf dibagikan secara cuma-cuma melalui program-program pangan ACT. Di antaranya Beras Untuk Santri (Berisi), beras untuk warga masyarakat, dan pengiriman bantuan ke daerah-daerah konflik dan bencana. Sejak beroperasi 30 bulan yang lalu, Lumbung Beras Wakaf telah memproduksi lebih dari 17 ribu ton beras.
“Itu semua distribusikan ke pesantren-pesantren, ke ibu-ibu, bahkan sudah sampai Palestina, Rohingya, Somalia, Suriah. Terakhir kemarin kita kirim ke korban gempa Lombok,” kata dia.
Selain meresmikan Lumbung Beras Wakaf, ACT juga melepas rice truck dan truk air bersih. Truk distribusi beras dengan kapasitas 10 Ton itu bakal menjadi salah satu media distribusi beras yang diproduksi Lumbung Beras Wakaf ke seluruh Indonesia.