Solo — Siswa SD Muhammadiyah 1 Solo mendapat penyuluhan pencegahan stunting dari Puskesmas Stabelan Surakarta, Kamis (5/12). Kegiatan ini dilaksanakan untuk memanfaatkan waktu usai Penilaian Akhir Semester (PAS) Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020. Penyuluhan diikuti 795 siswa kelas 1 hingga 6.
Staf Puskesmas Stabelan Surakarta, Ruli Sudaryanto memaparkan apa yang dimaksud pendek, kondisi dimana seseorang kekurangan gizi kronis (dalam jangka waktu yang lama), terutama pada Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), ibu hamil (270 hari) sampai anak usia 2 tahun (730 hari).
“Sehingga tinggi badannya dibanding usianya terlihat lebih pendek dari sebayanya,” ungkapnya.
Menurut Ruli, fakta stunting hasil penelitian SEANUTS (South East Asian Nutrition Surveys) 2017 menyatakan bahwa pendek bukan faktor genetik atau keturunan, berhubungan dengan kecerdasan, mempengaruhi aktivitas, berkaitan dengan emosional dan menjadikan gemuk.
“Tadi dari Puskesmas saya bersama Choiriyah Febiyantin memberikan penyuluhan stunting dan setiap anak diberi 1 tablet Albendazole Chewable atau obat cacing. Solo termasuk daerah percontohan, khusus obat cacing diberikan setiap tahun, untuk mendukung mengatasi anak yang kurang gizi,” ungkapnya.
Penanganan anak pendek, kata Ruli, cara pertama konsumsi tinggi Zinc, kedua perbanyak protein hewan seperti ikan, susu, telor dan daging, terutama jenis kerang-kerangan, ketiga aktivitas olah raga yang melompat, renang dan keempat sanitasi atau kebersihan.
“4 Pilar prinsip gizi seimbang mengonsumsi aneka ragam pangan, membiasakan perilaku hidup bersih (PHBS), melakukan aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit, memantau berat badan (status gizi) secara teratur,” tambahnya.