Wonogiri – Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Wonogiri menerima pemindahan puluhan narapidana dari Lapas Kelas IIA Narkotika dan Rutan Salemba DKI Jakarta, Jumat (6/12) pukul 23.00 WIB. Rombongan narapidana tersebut tiba di Wonogiri dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.
“Rutan Kelas IIB Wonogiri tadi malam menerima pemindahan narapidana sebanyak 50 orang dari Lapas Kelas II A Narkotika dan Rutan Salemba DKI Jakarta,” ungkap Kepala Rutan Kelas II B Wonogiri Urip Dharma Yoga saat dikonfirmasi Timlo.net, Sabtu (7/12).
Menurut dia, alasan pemindahan narapidana tersebut dikarenakan Lapas dan Rutan di DKI Jakarta saat ini sudah over kapasitas. Dia mencontohkan, rutan itu berkapasitas 800 orang namun saat ini dihuni lebih dari ribuan narapidana.
“Jadi tadi malam itu dari Jakarta bergerak serentak menuju Jateng dengan pengawalan aparat kepolisian super ketat,” ujar Urip Dharma Yoga.
Dia mengakatakan, pemindahan WBP dari Lapas dan Rutan DKI Jakarta disebar di Lapas dan Rutan di Jateng. Akan tetapi tidak semua Lapas dan Rutan di Jateng menerima pemindahan narapidana tersebut.
“Selain Rutan Wonogiri dan Nusakambangan juga menerima pemindahan. Hal ini dilakukan dalam rangka pembinaan WBP, dan semua Lapas, Rutan di Indonesia wajib mendukung program upaya pemerataan jumlah WBP, dan kita semua wajib berpartisipasi sebagai solusi over kapasitas yang sudah krodit di DKI Jakarta,” terangnya.
Lebih lanjut Urip Dhara Yoga mengatakan, rutan Wonogiri dinilai maish mampu menampung WBP. Bahkan sekitar dua bulan yang lalu Rutan Wonogiri telah menerima pemindahan narapidana dari DKI Jakarta sebayak 100 orang.
Diketahui, Rutan Wonogiri sudah terisi sekitar 400 orang dengan kapasitas seharusnya 250 orang. Namun begitu kamar hunian yang ada masih layak ditempati. Bahkan, ketika para narapidana tidur masih sewajarnya orang dalam posisi tidur di dalam kamar.
“Masih wajar, wong masih bisa berbalik kanan satu meter kekiri satu meter kok,” bebernya.
Dia juga menjelaskan, pihaknya memberikan program pembinaan kepada seluruh WBP di Rutan tersebut. Diantaranya pembinaan jasmani (olah raga), pembinaan kerohanian agama, program sekolah kejar paket, pembinaan kemandirian seperti menjahit, automotif, sangkar burung, pembuatan tusuk sate, tata boga, perkebunan, perikanan, keterampilan musik, karawitan dan prakarya kerajinan tangan dari limbah kertas bekas.
“Kami akui program pembinaan tersebut masih belum dapat mengakomodir seluruh WBP. Namun Rutan Wonogiri tetap berupaya memaksimalkan dan meningkatkan program pembinaan kemandirian sebagai bekal WBP saat kembali ke masyarakat,” tandasnya.
Editor : Dhefi Nugroho