Solo — Pemerintah Kota Solo merencanakan pengalihan kepesertaan program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta (PKMS) jenis Silver ke Gold. Opsi ini akan ditempuh sebagai antisipasi lonjakan jumlah keluarga miskin akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
“Dengan prediksi dampaknya terhadap tingkat ekonomi masyarakat, akan dilihat seperti apa? Tentunya perlu dilakukan langkah cepat, misalnya dalam pengelolaan PKMS. Kemungkinan akan di-Gold-kan semua,” kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo ditemui dalam Diskusi Seni dan Budaya di Rumah Dinas Loji Gandrung, Minggu (16/6).
Rudy, sapaan Walikota, khawatir terjadi ledakan jumlah warga miskin sebagai akibat kenaikan harga BBM subsidi. Secara otomatis, pemenuhan tingkat kesehatan warga pemegang PKMS silver akan terkendala daya belinya yang melemah.
“PKMS Silver itu dipakai masyarakat umum, yang di luar warga miskin. Khusus bagi mereka yang berpenyakit kronis, tanggungan APBD maksimal Rp 2 juta dikhawatirkan tidak cukup akibat imbas kenaikan BBM,” katanya.
Upaya mengalihkan kepesertaan PKMS Silver ke Gold akan diawali kajian tingkat pemanfaatan program tersebut melalui data hasil general check up. Pengalihan seluruh kepesertaan ke PKMS gold hanya apabila semuanya membutuhkan ongkos besar untuk berobat. Cara lain dengan memprioritaskan pasien berpenyakit kronis.
“Dilihat yang sering opname, atau dari hasil general check up yang berisi delapan item untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Seleksinya dari sini,” terangnya.
Seperti diketahui, APBD menanggung penuh biaya rumah sakit warga miskin pemegang PKMS Gold yang jumlahnya mencapai 24.068 jiwa. Sedangkan pemegang PKMS Silver sebanyak 230.640 jiwa hanya ditanggung maksimal Rp2 juta per orang per perawatan. Sampai tahun ini, jumlah warga miskin mencapai 160.000 jiwa.