Wonogiri — Faktor ekonomi diklaim sebagai pemicu terjadinya pernikahan muda di sejumlah kecamatan di Wonogiri. Oleh sebab itu, pemerintah mengajak generasi milenial untuk menyatakan sikap agar menjauhi pernikahan muda, seks pra nikah serta Napza.
“Tapi jumlahnya berapa kami belum punya. Yang jelas ada tiga kecamatan, seperti Kecamatan Kismantoro, Karangtengah dan Giriwoyo,” terang Kepala Dinas PPKB dan P3A Kabupaten Wonogiri Setyarini, usai membuka sosialiasi peningkatan program Generasi Berencana (Genre) di GOR Giri Wahana, Selasa (10/12).
Menurut dia, ada sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan muda di Wonogiri, namun yang lebih dominan karena faktor ekonomi. Selain itu ada juga faktor kurang sadar akan resiko dan bahaya pernikahan muda. Dimana mereka kurang faham tentang pengetahuan organ reproduksi. Drsebutkan, pada usia muda, organ reproduksi belumlah siap.
“Kalau analisa saya ya cenderung faktor ekonomi. Kalau perilaku kayaknya belum sejauh itulah. Kalaupun ada itu paling oknum saja. Orang tua tidak bisa menyekolahkan apalagi anak perempuan, terus dinikahkan saja,” bebernya.
Meski demikian, kondisi pernikahan dini tersebut dinilai masih pada batas kewajaran. Bahkan,di tingkat Jawa Tengah, Wonogiri masih sejajar dengan daerah lain.
“Maka kita membentuk satu generasi berencana (Genre) dari umur 18-24 tahun. Mereka diikutsertakan sosialiasi di pelosok Wonogiri terkait pernikahan muda, seks pranikah dan Napza. Dengan harapan, generasi muda ini punya wawasan baru, ikut serta mensosialisasikan Undang-Undang Pernikahan yang baru,” terangnya.
Terpisah, Verawati Joko Sutopo selaku Bunda Genre Wonogiri menyatakan, program Genre merupakan antisipasi persoalan kalangan remaja dewasa ini. Sekaligus sebagai bentuk Ketahanan Remaja Era 4.0.
Selain itu, dengan adanya Forum Genre, peran dan kontribusi remaja semakin meningkat dalam mengkampanyekan Program Genre. Sehingga remaja di era milenial ini bisa menjadi generasi berencana, berkualitas dan memiliki kemauan untuk melangsungkan jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi. Selain itu juga adanya pendewasaan usia perkawinan.
“Program Genre mendeklarasikan sebagai program yang mengedepankan pembentukan karakter bangsa di kalangan generasi muda. Program Genre merupakan wadah untuk mengembangkan karakter bangsa karena mengajarkan remaja untuk menjauhi pernikahan dini, seks pranikah dan Napza guna menjadi remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan serta berguna bagi nusa dan bangsa,” tandasnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko