Solo — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Solo Bergerak menggelar aksi demonstrasi di depan Balaikota Solo, Selasa (10/12). Aksi tersebut dihelat menyambut Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional yang diperingati setiap 10 Desember. Salah satu isu yang diangkat adalah wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
“Kami juga menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode,” kata Humas Aksi, Dimas Suro Aji di sela aksi.
Pembatasan masa jabatan presiden menjadi dua periode, lanjutnya, merupakan salah satu pencapaian reformasi yang penting. Penambahan masa jabatan dikhawatirkan membuka peluang bagi pemerintah yang berkuasa untuk semakin melebarkan pengaruhnya.
“Kalau sekarang mau dijadikan tiga periode, berarti reformasi kita mengalami kemunduran,” kata dia.
Diikuti 70-an mahasiswa dari berbagai elemen, mahasiswa mulai demonstrasi sejak sekitar pukul 15.30. Mereka masih konsisten mengangkat tujuh yang disuarakan di sejumlah aksi yang digelar selama September lalu. Selain itu mereka juga mengangkat lima tuntutan tambahan menyikapi isu-isu terkini yang bersifat lokal maupun nasional.
“Jadi dari tuntutan mahasiswa yang disuarakan di aksi-aksi di berbagai daerah hingga di tingkat nasional tidak satu pun tuntutan kita yang gol. Jangankan dipenuhi bahkan didengar tidak ada,” ujarnya.
Tujuh tuntutan tersebut yaitu penolakan pasal-pasal bermasalah di sejumlah rencana undang-undang yang dibahas di Pemerintah Pusat maupun DPR-RI, pembatalan pimpinan KPK bermasalah pilihan DPR-RI, penolakan pejabat dari TNI/Polri di jabatan sipil, penghentian operasi militer di Papua dan daerah lain, penghentian kriminalisasi aktivis dan pembebasan aktivis yang ditahan, penghentian pengrusakan lingkungan oleh korporasi dan pencabutan izin perusahaan yang terbukti membakar hutan, serta penuntasan kasus-kasus HAM.
Adapun enam tuntutan tambahan menyangkut pengusutan tuntas kematian lima aktivis aksi #reformasidikorusi dan aksi represif Polisi selama aksi tersebut. Mereka juga menuntut pemerintah menuntaskan konflik agraria di Solo dan sekitarnya seperti penggusuran di Jebres Demangan, Kentingan Baru, dan pengrusakan lingkungan yang diduga dilakukan oleh PT RUM, penolakan full day school yang dipaksakan, reformasi di tubuh TNI dan Polri, penolakan kenaikan BPJS, dan penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
Suro menambahkan aksi tersebut merupakan kelanjutan yang dilancarkan secara marathon oleh mahasiswa September lalu secara nasional. Aksi hari ini diharapkan dapat mengingatkan kembali adanya isu-isu penting yang masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintah.
“Sebenarnya aksi ini masih lanjutan dari aksi-aksi sebelumnya sejak September lalu. Kita ambil momentumnya di Hari HAM Internasional,” kata dia.
Editor : Wahyu Wibowo