Solo — Timnas Indonesia U-22 harus mengakui kekalahan dari Vietnam pada partai final SEA Games Filipina 2019, setelah kalah 0-3, di Stadion Rizal Memorial, Manila, Selasa (20/12) malam. Indonesia pun berhak menyabet medali perak di cabang sepak bola.
Dua gol Doan Van Hau dan tambahan dari Hao Hung Dung, memastikan Vietnam berhak menyabet medali emas. Terlepas dari hasil akhir yang cukup mencolok tersebut, ada hal lain mendapat sorotan tajam.
Permainan kasar tim Vietnam dan kepemimpinan wasi Mohammed Majed Alshamrani asal Arab Saudi. Kapten tim sekaligus satu diantara nyawa permainan Timnas Indonesia U-22, Evan Dimas Darmono harus bermain hanya 20 menit sejak pertandingan.
Alhasil pemain Barito Putera tersebut harus ditandu keluar dengan berjalan pincang, dan membuatnya digantikan Syahrian Abimanyu. Wasit tidak menganggapnya sebagai pelanggaran keras dan pemain Vietnam yang melanggar tidak dihukum dengan kartu.
Bek kiri Timnas Indonesia U-22, Firza Andika disikut oleh pemain Vietnam usai berebut bola di garis gawang. Lagi-lagi tidak ada keputusan tegas dari sang pengadil lapangan. Justru wasit mengusir pelatih Vietnam, Park Hang-seo yang melakukan protes berlebihan.
“Tipe Vietnam keras dan cenderung kasar, wasit juga sedikit kurang tegas. Ada pelanggaran-pelanggaran yang tidak diputuskan oleh wasit, cukup disayangkan untuk sebuah partai final,” ujar mantan pemain Timnas Indonesia, Kas Hartadi, Rabu (11/12).