Solo — Seorang guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di SMPN 10 Surakarta, Suharyanto (Anto) kedapatan melepas putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka mendaftar sebagai bakal calon walikota (Cawali) Solo ke Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah, Kamis (12/12) kemarin. Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Ahyani menegaskan netralitas ASN dalam kontestasi politik tidak bisa ditawar-tawar lagi.
“Sudah berkali-kali disampaikan ASN tidak usah ikut kampanye. Ikut mendengarkan (visi dan misi) boleh. Tapi kalau sampai ikut sorak-sorak ya nggak boleh,” kata Ahyani saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (13/12).
Suharyanto adalah paman Gibran Rakabuming Raka dari ibunya, Iriana Joko Widodo. Ia masih berstatus ASN aktif dan bertugas mengajar olahraga di SMPN 10 Surakarta. Ia dan Iriana mengenakan kemeja batik khas Gibran yang biasa dikenakan pendukungnya.
Ahyani mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) belum berencana mengambil tindakan atas kehadiran Anto ke acara pelepasan Gibran. Pasalnya peristiwa itu terjadi sebelum masa kampanye dimulai secara formal. Pemkot juga belum mendapat laporan dari pihak manapun.
“Kita belum tahu pasti. Ini kan ranahnya bawaslu, pasal larangan kampanye itu dimulai sejak kapan. Tapi kalau sampai ada laporan atau sampai viral, mungkin perlu kita klarifikasi,” kata dia.

Klarifikasi itu, di antaranya untuk memastikan kebenaran laporan yang masuk. Tak menutup kemungkinan saat itu Anto sedang mengambil cuti di luar tanggungan negara. Sehingga ia bisa mengikuti kampanye tanpa melanggar aturan.
“Jam-jam segitu kan jam masuk sekolah. Seharusnya dia mengajar tapi malah di sana. Harus kita pastikan dulu apakah dia izin atau tidak. Atau mungkin cuti di luar tanggungan negara,” katanya.
Anto sendiri sampai saat ini belum bisa dikonfirmasi. Ia tidak merespon Timlo.net saat beberapa kali dihubungi melalui telepon.