Sragen — Sebanyak 5 jembatan di wilayah Sragen utara terancam ambrol, Jumat kemarin. Pasalnya, talut jembatan di Gesi, Tangen, Sukodono, Mondokan, Jenar (Singensumunar) berlubang habis terkikis air selama musim hujan.
Jembatan itu di antaranya, Dukuh Krakal, Desa Dawung Jenar, dengan kondisi sudah berlubang menganga. Padahal kerusakan itu sudah sejak setahun silam, namun tetap dibiarkan begitu saja tak ada langkah perbaikan. Bahkan untuk mengantisipasi terjadi kecelakaan terhadap para pengguna jalan, warga terpaksa memberi tanda dengan menanam pohon pisang.
“Selain sebagai bentuk keprihatinan dengan kondisi talut jembatan yang tak segera diperbaiki, penanaman pohon pisang di jembatan itu sebagai tanda pula agar pengguna jalan yang melintas untuk hati-hati,” papar Suroto warga Jenar.
Kerusakan lain, juga terdapat pada jembatan Dukuh Dawung, Desa Dawung. Talut jembatan itu longsor sepanjang 5 meter dengan kedalaman mencapai 6 meter. Sehingga sangat membahayakan bagi pengguna jalan.
“Kendati jembatan itu kecil, namun sangat vital sebagai penghubung antar desa. Sehingga harus segera diperbaiki, agar jalur transportasi antar kampung tidak putus,” ucap Karno, warga Dusun Kedawung.
Kemudian jembatan di Dusun Grasak, Desa Katelan, Tangen, juga alami kondisi yang sama. Dimana talut longsor sepanjang 4 meter dengan kedalaman lebih dari 5 meter.
Selanjutnya, talut jembatan Dukuh Padah, Desa Srawung, Gesi juga rusak dengan talut terkikis air hingga berlumbang. Selanjutnya jembatan di Dusun Wahyu, Desa Blangu, Gesi juga nyaris putus, setelah talutnya digerogoti air hingga rusak sejak setahun silam.
Ketua bidang advokasi dan HAM Formas, Sri Wahono yang mendapatkan pengaduan soal kerusakan jembatan itu, meminta Pemkab Sragen dan intansi terkait segera turun tangan. Dikhawatirkan bila kerusakan sejumlah jembatan itu dibiarkan, tak menutup kemungkinan jembatan penghubungan antar desa dan kecematan akan putus.
“Kerusakan itu berupa talut jembatan yang rusak berlubang akibat terkikis air hujan. Padahal kerusakan talut jembatan itu sudah lebih dari setahun, namun hingga saat ini belum ada perhatian Pemkab Sragen,” kata Wahono.
