Solo – Kegigihan dan keuletan dalam menjalankan usaha memang kerap kali dibutuhkan untuk mengembangkan usaha yang digeluti, disisi lain bayak kendala yang mesti harus dihadapi seperti cuaca yang tidak menentu, namun kendala itu tidak berlaku bagi Rudjiman (31) yang malah meraup untung saat musim hujan tiba.
Pedagang jagung rebus yang sehari-hari menjual dagangannya di kawasan Manahan ini serasa tak mengenal musim, musim kemarau dan penghujanpun tak dihiraukannya hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bapak satu anak ini sudah menjalani profesinya sebagai pedagang jagung rebus sejak tahun 1998, hampir 12 tahun Rudjiman tanpa kenal lelah menjajakan barang dagangannya, pertama kali Rudjiman berjualan menggunakan gerobak yang disewanya dari seorang juragan, dan saat itu masih menggunakan gerobak dorong.
Usahanya sempat terhenti karena dia berkeinginan membuat usaha lain, pernah menjual mie ayam, bakso dan tahu kupat, namun usahanya tak pernah bertahan lama, pada akhirnya Rudjiman menentukan pilihannya untuk berjualan jagung rebus sampai sekarang. Lokasi pertama kali selalu berpindah-pindah, namun pada tahun 2004 dia menetapkan untuk berjualan di kawasan Manahan, usaha yang dilakoninya lambat laun semakin meningkat hingga dia bisa membuat gerobag sendiri.
Modal pertama sekitar 2 juta dibelikannya becak kemudian dimodifikasi menjadi becak gerobak, sehari-hari dia bekerja mulai dari pukul 16.00 sampai pukul 24.00 menghabiskan jagung sekitar 150-175 biji, kalau musim hujan dagangannya bisa 2 kali lipat. Hasil yang diraihnya saat musim hujan bisa dua kali lipat dibanding hari-hari biasa, keinginannya pun hanya satu, bisa memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anaknya. Kegigihan dan keuletannyalah yang menjadi modal untuk bisa bertahan, semoga keuletan dan kegigihannya bisa menjadi sumber inspirasi bagi kita.