Solo — Usai lulus kuliah di Akademi Bisnis Jakarta, Nisa mempraktekkan ketrampilannya membuat martabat manis. Hasil ketrampilannya awalnya coba-coba dijual di kawasan Car Free Day (CFD) Slamet Riyadi, Solo.
“Ternyata laku, bahkan banyak peminatnya,” ujar Nisa saat bercerita tentang usahanya martabak mini di CFD Slamet Riyadi Solo, Minggu (15/12).
Sengaja dibuat mini atau kecil-kecil, kata Nisa, selain lebih praktis membuatnya, juga mudah dibawa oleh para pengunjung CFD.
“Tentu saja harganya juga menjadi murah, karena hanya Rp 2.000 hingga Rp. 2.500 perbiji,” ungkapnya.
Lebih lanjut Nisa mengaku, usaha membuat dan menjual kue martabat manis berawal usai lulus kuliah Akademi Bisnis Jakarta.
“Kebetulan saya punya hobi membuat kue. Setelah lulus, saya mencoba membuat kue martabat manis. Kebetulan ibu saya juga punya usaha membuat kue martabat manis,” ujarnya.
Karena setiap hari lihat membuat kue, kata Nisa, dirinya mencoba membuat.
“Karena setiap hari lihat, hingga hampir tidak kesulitan. Setelah jadi dan enak kata teman-teman yang mencicipi, lalu saya mencoba jualan di kawasan CFD, dan laku,” ujarnya.
Menurut Nisa, coba-coba itu terjadi sekitar tiga tahun lalu. Sejak itu dirinya dibantu seorang teman menjual martabak manis di utara Stadion Sriwedari Solo saat CFD.
“Awalnya hanya dua tiga boks, satu boks isi empat biji. Dalam perjalanan waktu hingga kini, berhasil menjual 60 boks,” ungkapnya.
Dalam perjalanan waktu pula, Nisa kemudian menggantikan usaha ibunya.
“Selain ibunya sudah tua dan sudah tidak bisa memutuskan usahanya, lalu lambat laun saya ambil alih,” ujarnya.
Sejak meneruskan usaha martabat manis ibunya, kata Nisa, selain jualan di CFD, juga di rumahnya tempat usaha ibunya.
“Dalam perjalanan waktu itu, martabak manis saya beri label Martabak Mini Mami,” ungkapnya.
Editor : Wahyu Wibowo