Solo – Bank Indonesia (BI) merasa perlu adanya pengendalian kredit untuk properti. Sebaliknya, porsi pembiayaan untuk sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta pertanian perlu lebih ditingkatkan.
Sebagaimana disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, BI perlu mendorong alokasi kredit untuk pertanian dan UMKM. Sedangkan kredit untuk properti perlu dikendalikan.
Secara keseluruhan pertumbuhan kredit hingga akhir April 2013 masih cukup baik, meskipun melambat menjadi 21,9 persen (year on year), sejalan dengan perlambatan ekonomi domestik.
“Akan tetapi kredit ke sektor properti tumbuh sangat tinggi, khususnya pada KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dan KPA (Kredit Pemilikan Apartemen) tipe di atas 70 meter persegi. Masing-masing tumbuh 45,1 persen dan 71,4 persen pada April 2013,” ungkap Perry Warjiyo dalam Serah Terima Jabatan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, di kantor bank setempat, Jumat (28/6).
Sementara itu, kredit ke sektor pertanian tumbuh sebesar 28,1 persen pada 2013. Meski pangsanya baru sekira 5,5 persen dari total kredit yang sebagian besar pada sektor perkebunan dan bukan untuk ketahanan pangan.