Solo — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IA Solo mengantisipasi gesekan yang terjadi antar warga binaan pada awal tahun 2019 lalu. Gesekan tersebut, diharapkan tidak kembali lagi terjadi di tahun mendatang.
“Gesekan antar warga binaan yang pernah terjadi di Rutan Solo pada awal 2019 lalu, kami jadikan catatan khusus agar tidak terulang lagi,” terang Kepala Pengamanan Rutan (KPR) Solo, Andi Rahmanto kepada wartawan, Rabu (18/12) siang.
Antisipasi yang dilakukan, kata Andi, dengan melakukan screening terhadap narapidana yang akan mendiami Rutan Solo. Dimana, mereka pernah terlibat kasus atau menjadi anggota kelompok salah satu Ormas atau tidak.
“Yang pertama, kami lakukan screening. Dari sini, nantinya akan terlihat calon warga binaan ini pernah memiliki masalah di luar atau tergabung dalam kelompok tertentu atau tidak,” jelas Andi.
Setelah itu, Andi mengaku, jika ditemukan adanya potensi terlibat kelompok atau masalah di luar Rutan maka akan menjadi perhatian khusus. Seperti, dalam kunjungan keluarga akan dipisahkan dengan warga binaan yang lain.
“Upaya ini dilakukan, untuk mengantisipasi gesekan. Termasuk, pemilihan sel tahanan agar tidak bercampur dengan kelompok yang berseberangan,” ungkap Andi.
Seperti diketahui, terjadi kericuhan antara warga binaan Laskar dengan Kriminal Umum di Rutan Kelas IA Kota Solo pada Bulan Januari 2019 silam. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, kericuhan dipicu saat kelompok Laskar membesuk rekannya di Rutan Solo. Saat itulah, terlibat adu mulut dengan kelompok Kriminal Umum. Hingga akhirnya, terjadi aksi saling lempar.
Akibat peristiwa tersebut, enam tahanan dan sembilan narapidana dipindahkan dari Rutan Kelas IA Solo.