Sragen – Peringatan Hari Juang TNI AD di Kabupaten Sragen dikemas dalam Silaturahim Anak Bangsa, Wujudkan Damai Untuk Indonesia Maju, Rabu (18/12). Acara yang digelar di Alun-alun Sasono Langen Putro tersebut menghadirkan tausyiah KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq.
Padahal rencana awal, tausyiah akan disampaikan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Luthfi bin Yahya. Sejumlah foto Habib Luthfi sudah terpajang di panggung utama. Namun menjelang acara Habib Luthfi berhalangan karena sakit.
Kemasan acara ini menghadirkan umat lintas agama. Mereka bahkan tampil di panggung melakukan sajian pertunjukan. Seperti paduan suara umat Katholik menyanyikan Rayuan Pulau Kelapa, Perkusi Umat Kristen dengan Lagu Indonesia Pusaka dan umat Hindu tampil dengan Tari Pendet dan pembacaan puisi oleh umat Budha.
Acara ini juga dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) seperti Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Dandim 0725/Sragen Letkol Kav Luluk Setyanto dan Kapolres Sragen AKBP Yimmy Kurniawan tampak hadir. Juga para tokoh masyarakat, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) serta ratusan warga.
Dalam tausyiahnya, Gus Muwafiq menyampaikan Sinau Kawruh Bangsa. Dia memaparkan berbagai hal terkait kehidupan bernegara saat ini.
”Satu yang kita tidak bisa mengingkari, bahwa sehebat apapun kita, bila kita keluar negeri, tetap ditanya paspor dari mana kita, itu berarti batas kita tetap negara. Jadi kita tetap Indonesia,” papar Gus Muwafiq.
Dia menyampaikan di era milenial ini lebih mudah melihat keberagaman dunia. Berbeda masa dibanding 30 tahun yang lalu. Derasnya arus informasi dan globalisasi yang diserap, namun jangan sampai melupakan jati diri bangsa.
”Dengan kebhinekaannya jadi, bhineka tunggal ika itu sudah dipersiapkan jauh jauh hari oleh pendahulu bangsa. Maka, bangsa ini sejak dulu, berbeda beda tapi tetap satu,” katanya.
Editor : Wahyu Wibowo