Solo – Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (FK UMS) kembali melahirkan dokter barunya. Kali ini pada pelantikan dan sumpah dokter periode ke-35, melantik sebanyak 19 dokter baru, dengan komposisi 17 dokter wanita dan 2 dokter pria.
“Sebanyak 5 lulusan meraih predikat IPK sangat memuaskan,” ungkap Dekan FK UMS Prof. Dr. dr. Em Sutrisna, M.Kes di usai sumpah dokter dilakukan di Solo, Sabtu (28/12).
Peraih IPK tertinggi, menurut Sutrisna, diraih oleh dr. Baiq Selsilya Prapita Nilda dengan IPK 3,62. Lulusan termuda dianugerahkan kepada dr. Ayu Lestari, lulus dengan usia 23 tahun, 9 bulan, 1 hari.
Dekan FK UMS menerangkan, sejauh ini FK UMS telah meluluskan 866 dokter. Terdiri dari 572 dokter wanita dan 294 dokter pria. Kemudian, saat ini FK UMS telah menjalin kerjasama dengan 10 rumah sakit sebagai wahana pendidikan mahasiswanya.
Tak hanya itu, menurut Sutrisna, FK UMS telah menjalin kerjasama internasional dengan Chulalongkorn Public Health School (CPHS) Thailand, Medical Faculty of Khon Kaen University Thailand, Ciberjaya College of Medical Science, University Of Malaysia.
“Dan saat ini dokter muda (mahasiswa co-ass) aktif sebanyak kurang lebih 265 orang,” ujar Dekan FK UMS.
Sutrisna berpesan kepada para dokter yang baru dilantik, supaya menjadi dokter yang islami dan bertakwa.
“Kuliah di kedokteran itu memang sulit. Masuk, proses dan keluarnya juga sulit. Maka selamat kalian sudah menyelesaikan satu langkah, tinggal melanjutkan langkah selanjutnya. Jadilah dokter yang islami dan bertakwa. Sekarang sudah usaha yang maksimal, selanjutnya serahkan pada Allah,” ujarnya.
Sementara Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si mengatakan dokter lulusan UMS memiliki keunggulan tersendiri yang jarang dimiliki oleh lulusan lainnya, yaitu karakter islami.
“Tidak hanya membangun skill dan pengetahuan yang baik, tapi juga membangun spiritual yang baik. Kompetensi ini jarang dimiliki lulusan dokter lainnya,” ujar Rektor UMS.
Setelah pelantikan ini, para dokter harus melakukan magang setahun di berbagai daerah. Sofyan Anif berpesan kepada pra dokter baru ini, untuk mengabdi di pelosok negeri, jangan hanya fokus di Pulau Jawa.
“Jangan cuma fokus di Jawa, bantu saudara kita ke pelosok negeri. Di daerah terpencil. Misal di Indonesia bagian timur,” pesannya.
Editor : Dhefi Nugroho