Karanganyar — Jalur Matesih-Tawangmangu kembali dibuka usai sisa longsoran dibersihkan secara bergotong-royong. Namun, pengguna jalan diminta ekstra waspada melintasinya karena longsor susulan mengintai.
“Sudah bersih. Sisanya kami serahkan ke warga untuk merapikan sisanya,” kata Wakabid Ops SAR Karanganyar, Muh Rasyid Al Fauzan kepada Timlo.net, Sabtu (28/12) malam.
Ia mengatakan, pembersihan material longsoran dilakukan selama dua hari sejak longsor terjadi pada Jumat (28/12). Material berupa rumpun bambu sudah disingkirkan dengan cara dipotong-potong. Sedangkan untuk memindah bongkahan tanah padat, dilakukan dengan melarutkannya.
“Dimulai jam 8 pagi, barus selesai setengah enam sore. Memang sulit. Banyak sukarelawan kebencanaan ikut gotong royong,” katanya.
Ia menyebut butuh banyak air melakukan itu dengan meminta bantuan Damkar Karanganyar untuk menyemprot air. Juga mobil tangki Astana Giribangun.
“Kapasitas 8.000 liter. Ngangsu (isi ulang) sampai empat kali,” katanya.
Sumber air yang sulit dijangkau menambah kendala operasi pembersihan longsoran. Selama pembersihan longsoran berlangsung, kendaraan dilarang melintas ke jalur alternatif itu.
Penting diketahui, longsoran di jalur alternatif itu kerap terjadi usai hujan deras mengguyur wilayah itu. Selain mengakibatkan lalu lintas terputus, juga mengancam keselamatan pengguna jalan.
“Evakuasi rumpun bambu di Desa Giribangun melibatkan BPBD, Relawan Sambernyowo, SAR MTA, RSN, Koramil Matesih, Karanganyar Fishing Team dan masyarakat sekitar,” katanya.
Rasyid mengatakan, jalur tersebut sudah dapat dilewati kendaraan mulai Sabtu malam.
Sekretaris BPBD Hendro Prayitno mengatakan hujan deras memicu longsor talud jalan dj Desa Kesongo Rt 03/Re IV Desa Gempolan, Kecamatan Kerjo. Tak ada korban jiwa, namun membutuhkan waktu lama membenahinya.
“Masyarakat tetap waspada. Silakan berkoordinasi di posko kebencanaan masing-masing,” katanya.
Editor : Wahyu Wibowo