Solo — Beroperasinya Kereta Api Bandara Internasional Adi Sumarmo (KA BIAS) berpotensi menimbulkan kemacetan parah di sekitar perlintasan kereta api di Joglo dan Balapan. Ancaman kemacetan itu muncul karena frekuensi perjalanan kereta akan bertambah dengan adanya KA BIAS.
“Kita sudah lakukan simulasi di lapangan. Ada kajiannya, kondisi di sana, dampaknya seperti apa,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Hari Prihatno, Minggu (29/12).
Saat ini, KA BIAS hanya melayani enam perjalanan. Tiga dari arah Stasiun Balapan menuju Stasiun Adi Sumarmo dan tiga lagi dari arah sebaliknya. Efek dari enam perjalanan tambahan itu, menurut Hari sudah tampak pada jarak antarkereta yang makin rapat. Akibatnya, lalu lintas harus semakin sering terhenti untuk memberi jalan bagi kereta yang lewat.
“Jedanya hanya 37 menit. Dengan enam perjalanan ini saja antreannya sudah semakin panjang,” kata dia.
Kemacetan paling parah terjadi di Joglo. Di mana banyak kendaraan berat yang melintas. Pantauan Dishub, dalam satu menit hanya 2 hingga 4 kendaraan yang bisa menyeberang rel kereta. Dengan waktu 37 menit, praktis paling banyak hanya 148 kendaraan yang bisa melintas. Sementara jumlah rerata kendaraan yang melewati jalan tersebut bisa melebihi 300 kendaraan per jam.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) ke depan berencana menambah frekuensi KA BIAS hingga 60 perjalanan per hari. Hari khawatir jika rencana itu direalisasikan, lalu lintas di Joglo dan Balapan akan lumpuh total. Dishub memang baru mensimulasikan dampak KA BIAS dengan 30 perjalanan. Dampaknya, kemacetan bisa meluas hingga Jalan Letjend Suprapto di Kelurahan Sumber. Hanya beberapa meter dari kediaman Presiden Joko Widodo.
“Joglo itu kalau berhenti bisa sampai rumahnya Pak Jokowi. Itu baru 30 perjalanan. Kalau sampai 60 nggak tahu lagi saya,” kata dia.
Terpisah, Direktur PT KAI, Edi Sukmoro mengakui pihaknya memberi perhatian khusus pada perlintasan kereta api Joglo. Pihaknya tidak akan serta merta menjalankan 60 perjalanan kereta di jalur Solo Balapan – Adi Sumarmo (PP) tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lalu lintas di Joglo.
“Total trip 60 ini kita juga masih uji coba karena perlintasan sebidang Joglo yang harus kita awasi betul. Frekuensinya kita sesuaikan jangan sampai malah mengganggu masyarakat,” kata dia.
Editor : Marhaendra Wijanarko