Wonogiri — Tebing destinasi kota Taman Selopadi (Plintheng Semar) sisi selatan dinilai membahayakan permukiman warga Lingkungan Gerdu RT 2/RW 6 Kelurahan Giripurwo Kecamatan Wonogiri. Pasalnya, tebing setinggi empat meter dikhawatirkan longsor dan kemungkinan terburuk pohon asem dan batu raksasa yang menjadi ikonik taman kota itu sewaktu-waktu dapat roboh dan mengancam rumah warga setempat.
“Kami meminta agar pemerintah segera membangun talut sisi selatan Taman Selopadi secepatnya. Mengingat musim ini kan musim penghujan, sebab bisa saja batu raksasa ini tergelincir ke selatan. Selain itu pohon asem yang usianya sudah ratusan tahun ini bisa saja roboh dan menimpa enam rumah warga yang berada persis di sisi selatan taman Selopadi ini,” ungkap Ketua RT setempat Azhari Mursito kepada wartawan, Selasa (7/1).
Menurut dia, persis di atas tebing tersebut terdapat batu berukuran raksasa yakni batu Plinteng Semar yang dapat runtuh dan menimpa rumah warga. Begitu pula pohon asem berdiameter lebih dari sepuluh meter dapat sewaktu-waktu roboh terlebih saat curah hujan dengan intensitas tinggi.
“Saya meminta agar dahan pohon asem itu sebagian juga dipangkas. Karena kalau roboh dapat dipastikan menimpa rumah warga,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Wonogiri Wahyu Widayato melalui Kasie Pertamanan Waris Kadaryanto mengatakan bahwa tebing disisi selatan Taman Selopadi rawan longsor. Menyikapi hal tersebut, pihaknya bakal segera berkoordinasi dengan dinas teknis terkait dan akan ditangani secepatnya.
“Sudah kita koordinasikan dengan para pihak. Rencananya akan kita buat semacam talut,” ujarnya.
Dia menegaskan, tebing sepanjang sekitar 10 meter tersebut nantinya akan dibuat semacam talut dengan konstruksi bertulang. Ia menilai, peristiwa tanah longsor yang menyebabkan rumah warga terdampak longsor itu terjadi diduga akibat buruknya drainase serta akibat pembangunan rabat jalan yang tidak memenuhi aspek teknis.
“Selain pembuatan talut, kemungkinan kita juga akan pangkas sebagian dahan pohon asem tersebut,” tandasnya.
Editor : Ari Kristyono