Wonogiri — Direksi PT Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo berjanji akan menuntaskan persoalan limbah bau yang saat ini masih menghantui masyarakat di sejumlah desa dan kecamatan di Wonogiri. Oleh sebab itu, direksi perusahan pengolah serat rayon meminta waktu sekitar dua tahun.
“Saya minta maaf sedalam-dalamnya karena telah membuat polusi udara yang berdampak pada masyarakat Wonogiri menjadi tidak nyaman,” jelas Presdir PT RUM, Pramono saat menghadiri audiensi dengan masyarakat terdampak limbau PT RUM, di Pendopo Rumdin Bupati Wonogiri, Jumat (17/1).
Menurut dia, waktu dua tahun tersebut akan digunakan untuk memperbaiki kerusakan pada mesin pengolah limbah gas H2S. Adapun mesin yang mengalami kerusakan sebanyak tiga unit.Mesin tersebut didatangkan dari luar negeri seharga total Rp 700 miliar. Lantaran mesin itu mesin pabrikasi maka butuh waktu lama dalam pemesanannya sekaligus waktu pemasangannya nanti.
Pramono meyakini, jika tiga alat tersebut sudah dipasang,maka limbah bau yang selama ini memicu kontroversi diklaim tidak akan lagi timbul. Sebab, dengan alat tersebut seluruh gas hasil produksi akan disedot kemudian diubah menjadi gas padat sebelum dilakukan proses pemurnian.Ia takmenampik jika dalam pendirian pabrik pengolah serat rayon itu kurang berpengalaman.
Seiring waktu berjalan timbul persoalan, dimana tiga motor penggerak pompa blower terbakar. Menurut dia, kejadian itu terus berulang. Maka dirinya kemudian memutuskan untuk pergi ke Austria untuk menimba ilmu terkait pengolahan gas tersebut.
“Sebenarnya kita sudah pesan sangat lama, tapi karena mesin ini tidak diproduksi secara massal, harus pesan dulu. Jadi, rencananya dua mesin pengolah limbah H2S akan selesai dipasang di Desember 2020 dan satu unit lagi yang lebih besar akan datang dan selesai dipasang di akhir 2021,” bebernya.
Dalam audiensi tersebut, Pramono juga menyatakan bahwa saat ini perusahaan yang ia pimpin tersebut kapasitas produksinya belum 100 persen. Dia juga menyebut, investasi yang ditanam dalam perusahaan itu sekitar Rp 7 triliun.
“Sekali lagi saya mohon maaf, kami berjanji ke depan agar tidak terulang kesalahan lagi. Saat ini kami tengah memperbaiki kerusakan-kerusakan pada pompa blower, semua gas akan didaur ulang,” jelasnya.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo menanggapi hal tersebut menyatakan bahwa dalam forum tersebut bukanlah tempat adu argumentasi dan ajang berkelit. Dia meminta agar dalam paparan teknis yang dilakukan pihak PT RUM dapat memberikan satu komitmen atau jaminan kepastian terhadap masyarakat dalam penanganan limbah bau tersebut.
Bupati juga sempat menyebut bahwa pondasi awal berdirinya sebuah pabrik tentunya adalah persetujuan atau perijinan. Namun ketika proses investasi berjalan, masih ada dampak, maka dapat dipastikan ada kesalahan pada tataran administrasi. Terlebih pada tataran penginderaan masih tercium bau busuk, maka komitmen perusahaan perlu segera dibenahi.
“Pertemuan tripartid ini tentunya Pemkab Wonogiri berada di tengah-tengahnya. Sebelum acara ini digelar, pihak direksi sudah datang menemui kami dan menyampaikan komitmen-komitmennya, tentu harapan besar kami semua komitmen ini segera terealisasi,” ujarnya.
Ketua DPRD Wonogiri Setya Sukarno menambahkan, pada intinya Pemkab Wonogiri meminta agar ada upaya konkret yang dilakukan PT RUM dalam menangani limbah bau tersebut. Sehingga masyarakat terdampak dapat segera bebas dari polusi udara.
Editor : Marhaendra Wijanarko