Sragen – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyatakan kejadian teror terhadap siswi SMA Negeri 1 Gemolong lantaran tidak memakai jilbab sudah selesai. Ganjar siap memberikan sanksi kepada guru-guru jika pembinaan yang dilakukannya tetap tak bisa menghentikan kasus intoleransi dan radikalisme di sekolah.
“Cuma saya minta jangan terulang. Yang itu (teror intoleransi) jangan terulang. Maka saya pesan kepada bapak ibu gurunya jangan lah. Siapa pun dia. Kalau nanti itu tidak bisa, Pak Gubernur sendiri yang akan turun ngurusi,” paparnya, Rabu (22/1).
Hal ini disampaikan Ganjar saat menggelar pengarahan dan audiensi bersama pengurus kerohanian islam (rohis) SMA dan SMK se-Kabupaten Sragen di aula SMA Negeri 3 Sragen.
Ganjar mengatakan untuk kasus intoleransi yang menimpa salah satu siswi di SMAN 1 Gemolong beberapa waktu lalu, ia memastikan sudah selesai. Ia sudah berkomunikasi dengan pihak orangtua siswi itu dan menghornati keputusan ortu yang memutuskan memindahkan putrinya demi kenyamanan.
Gubernur menguraikan terkait kasus intoleransi di sekolah, pihaknya sudah melalukan tahapan-tahapan pembinaan. Pembinaan diberikan kepada guru, siswa serta komunikasi dengan orangtua murid.
“Nah, kalau sudah tidak bisa dibina, baru nanti disanksi. Kami sudah kasih sanksi di beberapa tempat,” terang Ganjar.
Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan bahwa kehadirannya di SMAN 3 Sragen juga bagian untuk meluruskan jika ada hal-hal yang melenceng di sekolah.
Menurutnya, jika ada materi yang salah, harus diluruskan sehingga tidak sampai terjadi melenceng.
“Anak-anak sudah saling bertemu, saling koreksi. Tentu kita dari Pemprov akan membina dengan sangat serius. Kita ajak komunikasi. Ya siswanya, ya wali muridnya, ya guru-gurunya sehingga sistem belajar mengajar menjadi lebih bagus,” tukasnya.
Editor : Wahyu Wibowo