Sukoharjo — Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta (HW UMS) menggelar seminar dan pameran Produk Olahan Limbah, di Auditorium Moh Djazman UMS, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jumat (24/1). Seminar dan pameran tersebut digelar dalam rangka memperingati Milad ke-10 HW UMS
Wahid Ilham Istanto sebagai Ketua Panitia acara mengatakan, seminar kali ini mengangkat tema “Kebijakan dan pengelolaan sampah menuju Indonesia bebas sampah tahun 2025”.
“Selain seminar juga ada pameran produk olahan limbah rumah tangga sebanyak 15 stand, dari komunitas-komunitas peduli sampah se-Soloraya,” terangnya.
Ilham menerangkan, panitia mendatangkan para narasumber yang memiliki pengalaman perihal pengelolaan sampah. Diantaranya Ir Sinta Saptarina S MSc dari Kementerian Lingkungan Hidup (Direktur penelitian kinerja pengelolaan bahan beracun dan limbah berbahaya non-beracun Ditjen PSL B3), Dr Ane Permatasari SIP MA dari Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, dan dr Gamal Albinsaid.
Sinta Saptarina menjelaskan sepeutar kebijakan pemerintah dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Menurutnya, UUD 1945 telah mengamanahkan, lewat UU Pengelolaan sampah nomor 18 tahun 2008, kemudian diperbarui lewat Kebijakan dan strategi nasional (JAKTRANAS) dengan munculnya Perpres No 97 tahun 2017.
“Di situ pemerintah pusat dan daerah memiliki targetn dalam menangani sampah, yaitu dengan cara 70 persen ditangani, 30 persen dikurangi dan sampah plastik fdi laut 70 persen berkurang. Hingga 2025 harapannya Indonesia bebas dari sampah,” jelasnya.
Masih menurut Sinta Saptarina, langkah sederhana yang bisa sama-sama dilakukan oleh tiap masyarakat dalam mengurangi sampah plastik dengan langkah 3R yakni Reduce, Reuse, Recycle.
“Upaya pengurangan sampah plastik misal lewat peraturan pemerintah baik pusat atau daerah, langkah daur ulang dengan mendirikan Bank sampah atau sejenisnya supaya sampah didaur ulang, tidak semuanya ke tempat pembuangan akhir (TPA) kemudian diolah menjadi sebuah produk yang bermanfaat,” terangnya.
Smentara Gamal Albinsaid mengajak para milenial untuk berwirausaha sosial, dengan memberikan inovasi-inovasi dalam pengelolaan sampah. Ia mencontohkan klinik kesehatan yang dirintisnya, yang memiliki program asuransi sampah.
“Sebuah asuransi mikro yang menggunakan sampah sebagai sumber pembiayaan. Jadi kami di Jawa Timur mengembangkan klinik asuransi sampah. Warga itu cukup dimintai sampah sebulan sekali, lalu mereka dapat kartu, kartunya bisa untuk berobat. Termasuk buat operasi rawat inap bagi yang membutuhkan,” ujar Gamal.
Usai seminar, para narasumber dan peserta pun dimanjakan dengan pameran produk olahan limbah. Segala bentuk kreativitas masyarakat dalam mendaur ulang limbah menjadi daya tarik tersendiri.
Tak cukup di situ, para peserta juga diberikan bibit pohon jambu madu. Bibit tersebut dilabeli sebuah tagline “Aku adalah masa depanmu”, sebagai ajakan untuk peduli dengan alam lewat kegitan tanam pohon.
Editor : Marhaendra Wijanarko