Timlo.net--Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak menganggap WhatsApp sebagai platform komunikasi yang aman. Terlebih sejak ponsel CEO Amazon dan pemilik Washington Post, Jeff Bezos diretas. Para ahli PBB menuduh Arab Saudi sebagai dalang di balik pembajakan smartphone miliarder itu. Dalam pernyataan resmi pada Kamis (23/1), seorang juru bicara PBB berkata, “PBB tidak menganggap WhatsApp sebagai sebuah mekanisme aman.”
Pejabat itu lebih jauh mengungkap adanya kemungkinan keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dalam serangan siber terhadap Jeff pada 2018. Berdasarkan bukti forensik yang disediakan FTI Consulting di Washington, Amerika Serikat (AS), para pejabat meminta sebuah investigasi bersama oleh AS dengan badan-badan penegak hukum. Pemberitaan itu mengklaim iPhone Jeff Bezos diretas dengan sebuah berkas video berbahaya yang dikirim oleh akun WhatsApp putra mahkota Arab Saudi.
Saat ditanya apakah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah berkomunikasi dengan Putra Mahkota Saudi atau kepala negara lain lewat WhatsApp, juru bicara PBB Farhan Haq berkata, “Setiap pejabat senior PBB telah diinstruksikan untuk tidak menggunakan WhatsApp untuk komunikasi resmi, karena aplikasi itu bukanlah media aman. Jadi, saya pikir Sekretaris Jenderal tidak menggunakannya.” Farhan menambahkan jika instruksi resmi untuk tidak menggunakan WhatsApp itu diberikan sejak Juni 2019.
Gizmo China mengungkap pada Jumat (24/1) jika saat para petinggi WhatsApp ditanya terkait kasus ini, perusahaan itu berkata jika mereka menyediakan keamanan teratas untuk 1,5 miliar pengguna mereka.
“Setiap pesan pribadi diamankan menggunakan enkripsi end-to-end untuk mencegah WhatsApp atau sumber pihak ketiga yang tidak diinginkan untuk melihat pesan. Teknologi enkripsi kami, dikembangkan bersama dengan Signal tetaplah yang terbaik hingga saat ini dan sangat dihormati oleh para ahli keamanan,” ungkap Carl Woog, Kepala Komunikasi WhatsApp.
Oleh karena itu, larangan penggunaan WhatsApp membuat para ahli keamanan kaget. “WhatsApp menganggap keamanan dengan serius dibandingkan platform media sosial lainnya,” kata Oded Vanunu, peneliti dari konsultasi keamanan Checkpoint dari Tel Aviv.
“Setiap aplikasi memiliki kerawanan yang bisa dimanfaatkan dalam cara tertentu,” tambah Oded. Tapi dia mengatakan jika WhatsApp menawarkan tambalan keamanan secara teratur untuk menutup kerawanan itu.
“Sebagian besar platform perpesanan hanya bisa memimpikan pengamanan yang disediakan oleh WhatsApp,” terang Oded.
Editor : Ranu Ario