Sleman – CEO PSS Sleman, Fatih Chabanto angkat bicara menanggapi gelombang protes para suporter, pasca pemberhentian Seto Nurdiyantoro. Diketahui Seto tak diperpanjang kontraknya oleh manajemen PSS, dan menunjuk Eduardo Perez Moran sebagai penggantinya.
Fatih Chabanto yang sebelumnya masih bungkam soal hal tersebut, akhirnya melontarkan pernyataan resmi. Pihaknya mengaku memahami dinamika yang sedang terjadi dalam proses pergantian pelatih baru di PSS.
Fatih Chabanto memberikan respek terhadap aksi suporter PSS baik Brigata Curva Sud (BCS) maupun Slemania yang melancarkan protes. Bahkan kelompok suporter BCS siap melakukan boikot untuk seluruh laga PSS.
“Kami telah mencapai hasil yang bagus dengan bertahan di Liga 1 musim 2020 bahkan finis di posisi delapan. Ini merupakan kerja keras semua pihak, dari para pemain, tim pelatih, panitia pelaksana, manajemen tim, suporter, dan masyarakat Sleman pada umumnya,” ungkap Fatih Chabanto, Jumat (24/1) kemarin.
Persoalan krusial pun disampaikannya, yakni mengenai alotnya negosiasi dengan Seto Nurdiyantoro. Hingga akhirnya buntu dan PSS memilih pria berkebangsaan Spanyol untuk mengisi pelatih kepala.
Fatih mengaku bahwa setelah berakhirnya Liga 1 2019, manajemen langsung melakukan pembicaraan dengan Seto Nurdiyantoro, terkait perpanjangan kontrak. Termasuk pihaknya menunggu kepastian kabar Seto naik level menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia.
Begitu juga saat Seto menunaikan ibadah umrah. Fatih Chabanto menegaskan jika PT Putra Sleman Sembada tidak melakukan pembicaraan dengan pelatih lain demi menghormati negosiasi dengan Seto. Hingga pertemuan terakhir dilakukan pada 13 dan 14 Januari lalu, dengan hasil yang tetap nihil.
“Lantas kami mengutus Teguh Wahono (wakil CEO PSS) untuk menemui coach Seto di kediamannya, guna mewakili PT PSS mengucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Namun saat itu tidak berhasil menemuinya,” timpal Fatih Chabanto.
Editor : Dhefi Nugroho