Solo – Sejumlah pedagang Pasar Legi yang sudah menempati pasar darurat di Jalan DI Pandjaitan sepakat dengan Pemkot yang telah melayangkan surat peringatan pada 113 pedagang. Surat peringatan itu diberikan karena mereka tidak segera menempati kios pasar darurat di kawasan Monumen Banjarsari (Monjari).
“Kesannya pasar darurat di Monjari sepi. Pedagang tidak kompak berjualan lagi. Dari 120 kios yang dibangun, hanya tujuh pedagagang yang berjualan,” ujar pedagang sayuran Purwaningsih (40) kepada Timlo.net, Sabtu (25/1).
Ia menyayangkan sikap pedagang yang masih enggan menempati kios pasar darurat, meskipun telah diberikan surat peringatan pada Dinas Perdagangan (Disdag) Solo. Purwaningsih mendukung langkah tegas Disdag dengan memberikan surat peringatan itu.
“Kalau kondisi kios semua banyak yang tutup, mana ada pembeli yang datang. Kami dukung Disdag agar menertibkan mereka,” kata dia.
Keluhan sama dirasakan Eni (47). Pedagang cabai ini meminta pada Disdag agar kios ditawarkan pada pedagang lainnya yang benar-benar mau berjualan di kios pasar darurat.
“Mau sampai kapan kios-kios pasar darurat ini dibiarkan kosong. Sayang sekali, belum lagi pasar darurat ini dibangun dengan dana tidak sedikit, Rp 2 miliar,” kata dia.
Ia berharap surat peringatan ke dua yang diberikan kepada 113 pedagang pada tanggal 14 Januari lalu bisa membuat pedagang jera sehingga mau berjualan.