Timlo.net--Kasus virus Corona pertama kali diberitakan terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada 31 Desember 2019. Pada Kamis (23/1), kota itu mulai dikunci oleh pemerintah Cina.
Di Provinsi Hubei sendiri terdapat 251 warga Indonesia. Di antara ratusan warga Indonesia itu, 97 orang di antaranya berstatus sebagai mahasiswa. Salah satu mahasiswa Indonesia yang tinggal di Wuhan, Yuliannova Lestari Chaniago membagikan kondisi para mahasiswa Indonesia yang tinggal di kota itu.
“Seluruh pelajar Indonesia yg ada di Wuhan kita semua sehat, aman, terjaga, & tidak kelaparan,” tulis Yuliannova pada Senin (27/1) lewat akun Twitternya, @ylchaniago.
Mahasiswi Political Scientist in International Relations di Central China Normal University itu sebelumnya membagikan foto-foto suasana kota Wuhan pada Sabtu (25/1) saat Imlek 2020.
Suasana kota itu memang sepi, seperti kota mati. Salah seorang warganet bertanya apakah para mahasiswa bisa makan. “Kita masih makan mas, stok makan stabil pasca sehari imlek toko sudah banyak yg buka,” jawab Yuliannova.
“Kami tidak kelaparan karena stok makanan cukup, tidur nyaman di asrama kampus, karna memang tinggalnya di asrama. mohon dukungannya ya teman-teman semoga kabar baik segara terdengar dari Pemerintah Indonesia,” lanjut Yuliannova.
Saturday in Wuhan, walking out on a very empty road. The first day of the Lunar New Year. pic.twitter.com/hncSt8B7lG
— Yuliannova Chaniago (@ylchaniago) January 25, 2020
Sebelumnya, Yuliannova sempat mengungkapkan kekesalannya karena ada beberapa warganet Indonesia yang bercanda jika para mahasiswa Indonesia di sana yang menjadi pembawa virus. “AKU mengetahui betul, ada banyak yang menginginkan kami WNI yang ada di Wuhan untuk dipindahkan ke tempat yang lebih aman, pun sebaliknya, gak sedikit orang di Indonesia malah mengeluarkan cibiran kami sebagai pembawa virus entah itu sebagai guyonan atau serius,” tulisnya.
Saat ini para mahasiswa di Indonesia terus berkomunikasi dengan dan dipantau oleh KBRI di Beijing. “Kami yang ada di Kota Wuhan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, juga terus sama-sama saling memberi semangat agar tetap tenang dan tidak panik. Serta memeriksa suhu badan setiap malam dan melaporkannya secara berkala ke pihak kampus masing-masing,” terang Yuliannova.
Editor : Ranu Ario