Solo — Pakar Moneter Universitas Sebelas Maret (UNS) Lukman Hakim PhD menngungkapkan sejak awal bulan Januari 2020 hingga saat ini, Senin (27/1), kurs dolar Amerika Serikat (AS) masih bertahan anjlok, yakni di bawah Rp 14.000.
“Senin (27/1) siang, 1 dolar AS senilai Rp 13.608,30. Padahal Senin pagi, menunjukkan Rp 13.622,” ungkap Lukman Hakim, di Kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS, Solo, Senin (27/1).
Lukman mengatakan, melemahnya nilai dolar AS karena situasi ekonomi dunia memang sedang lesu. “Bahkan situasi politik Amerika Serikat dan Iran sedang wait and see. Ini kan jualannya Donald Trump supaya terhindar dari impeach dan agar bisa ikut dan menang lagi dalam Pilpres,” jelasnya.
Termasuk, kata Lukman, ketambahan wabah Virus Corona juga bisa memperparah keadaan. Wabah ini bisa menyebar ke negara lain, dan akan mengurangi mobilisasi penduduk China, karena yang berkunjung akan dilarang, yang keluar juga akan dibatasi
“Kendati terjadi di Tiongkok (China), tetapi berdampak juga pada situasi ekonomi Amerika Serikat,” ujarnya.
Lukman memperkirakan kurs dolar AS masih akan berkisar pada angka di bawah Rp 14.000 hingga beberapa minggu ke depan. “Karena Amerika Serilat, terutama Trump tidak akan melakukan spekulasi politik beberapa bulan ke depan, apalagi politik luar negerinya,” ujarnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko