Sragen — Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto menegaskan,Perusahaan Daerah (PD) BPR Djoko Tingkir sampai saat ini dalam kondisi sehat dan aman. Bahkan sejak tahun 2018 terus menunjukkan perkembangan positif, yaitu laba naik dari Rp 3 miliar menjadi Rp 3,6 miliar.
Selain itu, laba setelah dipotong pajak tercatat juga naik dari Rp 2,3 miliar menjadi Rp 2,8 miliar. Kemudian dari sisi tabungan, juga terus menunjukkan grafik meningkat, dari Rp 175 miliar menjadi Rp 202 miliar. Lantas modal disetor juga naik dari Rp 14 miliar menjadi Rp 19 miliar.
“Itu semuanya menjadi bukti bahwa perkembangan BPR Djoko Tingkir sangat bagus. Saya yakin jajaran direksi yang memegang saat ini, akan mengelola mengelola BPR Djoko Tingkir bekerja profesional. Sehingga tidak ada keraguan dan Pemkab akan mendukung penuh apa yang menjadi arah tujuan untuk mendukung operasional PD BPR Djoko Tingkir,” papar Sekda Sragen, Tatag Prabawanto, Selasa (28/1).
Hal tersebut dikatakan Sekda Tatag Prabawanto untuk menepis adanya isu bahwa BPR Djoko Tingkir mengalami kolaps, sepekan terakhir ini.
Tatag mewakili Pemkab Sragen meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan terpengaruh dengan isu hoax yang dihembuskan pihak yang tidak bertanggungjawab.
“Yang terpenting lagi, asetnya juga naik signifikan dari Rp 257 miliar menjadi Rp 284 miliar. Jadi ada kenaikan cukup di atas 10 % dan modal disetor naiknya hampir 34,7 %,” terang Sekda.
Ditambahkan, saat ini BPR Djoko Tingkir juga sudah membuka beberapa kantor cabang dan kantor kas di beberapa wilayah. Di antaranya di Kecamatan Sukodono, Sambungmacan, Kedawung, Pasar Bunder, RSUD Sragen, Masaran, Kalijambe, RSUD Gemolong, Tangen dan Pasar Gabugan.
“Jadi tidak ada apa-apa. Tidak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Kami dari Pemda bertanggung jawab untuk keberlangsungan badan usaha milik daerah bisa hidup dan berjalan dengan baik,” tandasnya.
Editor : Marhaendra Wijanarko