Solo — Mahalnya harga cabagi rawit di pasar tradisional di Solo membuat konsumen mulai memburu cabai rawit layu. Di pasar, Cabai layu hanya dijual dengan harga Rp 15.000 – Rp 20.000/Kg.
“Mahalnya harga cabai rawit di pasar yang menembus Rp 76.000 – Rp 80.000/Kg menjadikan konsumenn melirik lombok layu,” ujar pedagang cabai di Pasar Legi, Warsini (56) kepada Timlo.net, Jumat (31/1).
Ia mengatakan, sejumlah konsumen melirik lombok layu yang ditawarkan dengan harga hanya seperlima dari harga normal. Meski cabai sudah layu, masih cukup enak dikonsumsi.
“Biasanya cabai layu saya buang, kali ini tidak saya buang, saya jual banyak yang mencari di pasar,” kata dia.
Cabai layu ini, kata dia, tidak sampai keluar ulatnya. Cabainya cuma empuk. Kalau cabai segar keras. Ia mengatakan, untuk pengolahan cabai tersebut biasanya hanya digunakan kulitnya, sedangkan biji cabai dipisahkan untuk selanjutnya ditanam.
“Kulit cabai yang sudah dipisahkan dari biji bisa diolah dengan cara direbus atau dikeringkan terlebih dahulu,” kata dia.
Pedagang lain, Sri Lestari (61) mengatakan, semenjak harga cabai melonjak, konsumen mulai banyak mencari cabai yang mulai layu. Hal itu biasa terjadi saat harga cabai mahal.
“Biasanya cabai layu untuk sambal, kebanyakan yang cari itu penjual makanan yang ada sambalnya. Memang harganya jauh lebih murah,” katanya.
Editor : Marhaendra Wijanarko