Sukoharjo — Warga Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Sukoharjo menolak semua fasilitas yang diberikan PT Rayon Utama Makmur (RUM), termasuk rencana perbaikan dan penerangan jalan di Dusun Kenteng. Warga memilih lingkungan yang bersih dan nyaman dan bebas dari polusi udara yang selama ini menghantui.
“Forum Warga Terdampak menolak bantuan dari PT RUM dalam bentuk apapun, termasuk perbaikan jalan. Yang dibutuhkan warga adalah lingkungan hidup yang nyaman, bebas dari bau busuk menyengat dari PT RUM. Untuk masalah pembangunan jalan bisa diusulkan melalui Pemerintah Desa dengan dana dari pemerintah,” kata salah satau tokoh masayarakat Desa Pengkol, Tomo, Kamis (6/2).
Warga juga menilai, kerusakan jalan di Dusun Kenteng juga merupakan rangkaian proses ketidakadilan yang panjang yang mengabaikan dampak lingkungan serta kesehatan warga masayarakat. Pasalnya, jalan rusak ketika dilalui kendaraan berat saat proses pemasangan pipa air, setelah selesai dilakukan perbaikan, namun tidak lama kembali rusak yang diindikasikan pengerjaan yang baik.
Sementara itu, hingga saaat ini warga masih dihantui bau busuk yang berasal dari PT RUM. Warga juga membuat laporan atas dampak bau tersebut lengkap dengan lokasi, waktu uraian dampak yang dirasakan serta identitas pelapornya.
“Kami juga terus mengupayakan edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian alam, juga kita terus menyalurkan bantuan masker kepada warga. Sebenarnya kita juga diminta untuk menjadi bagian dari tim investigasi yang dibentuk pemerintah, namun kita tidak mau dan kita membuat data sendiri sebagai pembanding,” tandasnya.
Sementara itu pihak PT RUM saat dihubungi mengaku belum faham tentang keterkaitan hubungan masayarakat dengan PT RUM dalam rencana bantuan perbaikan jalan di Dusun Kenteng, Desa Pengkol.
“Yang saya tangani adalah community development yang programnya sama-sama ditentukan oleh masyarakat. RUM hanya bagian kecil dari community development ini,” ungkap Jubir PT RUM, Bintoro Dibyo Seputro.
Editor : Marhaendra Wijanarko