Solo — Perayaan Cap Go Meh di Kota Bengawan ditandai dengan permainan Liong dan Barongsai di sejumlah titik pusat perbelanjaan. Bagi etnis Tionghoa, selain untuk mengenalkan kebudayaan juga memiliki nilai sakral untuk menghilangkan aura negatif.
“Tentunya, kami ingin mengenalkan kesenian yang indah dari negeri seberang ini kepada masyarakat. Selain itu, banyak masyarakat khususnya etnis Tionghoa percaya bahwa Liong dan Barongsai ini membawa aura positif dan menghilangkan aura negatif di tempat mereka mencari nafkah,” terang Koordinator kegiatan, Adjie Candra kepada wartawan, Sabtu (8/2).
Menurut Candra, banyak masyarakat Tionghoa memberikan angpau saat Liong dan Barongsai melewati atau menari di tempat usaha mereka. Mereka meyakini, bahwa hewan keramat tersebut mampu membawa harapan baik di tahun baru Imlek yang akan dihadapi.

“Tahun lalu, untuk kawasan Coyudan ini mendapat Rp10 juta lebih. Tapi, jika ditotal kami bermain Liong dan Barongsai hampir sejauh empat kilometer,” ungkap Candra.
Candra mengaku, jika masalah angpau bukan hal yang utama. Melainkan, sebagai penyemangat anggota Tripusaka untuk melestarikan kebudayaan dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
“Bukan masalah angpaunya ya. Itu sebagai penyemangat saja untuk anak-anak. Tapi di balik itu, semangat untuk mengenalkan budaya dan kesenian Liong dan Barongsai ini kepada masyarakat luas,” katanya.
Editor : Dhefi Nugroho