Sragen — Ribuan pelayat memadati rumah Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sragen, Muhammad Fadlan, Selasa (11/2) siang. Pendiri Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Madina Sragen itu mengembuskan nafas terakhir akibat serangan jantung pada Selasa (11/2) dinihari.
Jenazah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus ulama besar Sragen itu dimakamkan di Astonoloyo Dukuh Sembungan, Desa Taraman, Sidoharjo, Sragen sekitar pukul 13.00 WIB.
Fadlan meninggal di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen sekitar pukul 00.00 WIB dalam usia 52 tahun.
Sebelum diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhirnya di TPU Sembungan, Taraman, Sidoharjo, jenazah sempat disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka, Kampung Teguhan, Sragen Wetan.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Hj Sri Umiyati.
Selama masa hidupnya, Fadlan dikenal sebagai ulama yang dikenal aktif dalam organisasi Islam dan dakwah ke masyarakat.
Kepergian Kiai Fadlan menjadi kehilangan bagi Sragen. Selama ini, almarhum dikenal sebagai sosok ulama yang kritis dan tak canggung memberikan masukan serta aspirasi untuk pembenahan pemerintahan melalui statemennya di media massa.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, kepergian Kiai Fadlan menjadi kehilangan bagi Sragen. Dia menilai Kiai Fadlan mempunyai style atau gaya yang unik dalam kiprahnya di tengah masyarakat.
Bupati menyebut Kiai Fadlan sering mengkritisi kebijakannya. Namun juga memberikan solusi solusi yang bisa dilakukan sebagai jalan keluarnya.
“Saya merasa sangat kehilangan. Semoga beliau diterima amal ibadahnya,” ujar Bupati.
Editor : Marhaendra Wijanarko