Solo – PT Wika selaku pelaksana proyek pembangunan Flyover Purwosari senilai Rp104,6 miliar telah menutup perlintasan sebidang rel kereta api (KA) Purwosari sejak 5 Februari 2020 lalu.
Banyak warga lewat jalan pintas dengan menyeberang di perlintasan rel kereta api tanpa palang di sepanjang Jalan Transito. Pantauan Timlo.net, ada dua lokasi perlintasan ilegal tanpa palang yang dimanfaatkan pejalan kaki dan pesepeda untuk menyeberang.
Lokasi pertama sebelum jembatan Sondakan. Sementara lokasi kedua berada di dekat pos kamling di Jalan Transito. Banyaknya warga yang menyeberang tanpa mempedulikan keselamatannya.
“Saya melihat sendiri jumlah warga yang nekat menyeberangi rel tanpa palang di wilayah perbatasan Kampung Griyan Pajang-Kampung Mutihan Sondakan, meningkat setelah ada proyek Flyover Purwosari,” ujar Sugiman (54) kepada Timlo.net, Sabtu (22/2).
Peningkatan jumlah warga yang nekat menyeberang di rel kereta api, kata dia, tidak hanya pada pagi dan siang hari saja. Pada malam hari juga banyak, padahal kondisinya kalau malam gelap.
“Warga yang tinggal di sekitar rel kereta api terkadang sampai rela meneriaki pejalan kaki yang nekat melintas saat kereta api hendak melintas,” kata dia.
Ia meminta kepada PT KAI dan Pemkot Solo agar menyiapkan petugas untuk berjaga di lokasi. Hal itu sebagai antisipasi adanya korban tertabrak kereta api.
Senada diungkapkan warga lain, Bagus Satrio (37). Ia mengungkapkan pejalan kaki dan pesepeda tidak ada pilihan jalan lain selain menyeberangi rel kereta tanpa palang yang ada di kawasan Jalan Transito.
“Harusnya pihak terkait bisa memberikan akses jalan khusus buat pejalan kaki dan pesepeda. Kalau seperti ini jika terjadi kecelakaan siapa yang bertanggungjawab,” kata dia.
Editor : Dhefi Nugroho