Solo – Industri kain perca belakangan ini limbung lantaran tak mampu menahan hantaman harga bahan baku. Laju industri kecil ini kian terseok-seok menyusul kian minimnya modal, sementara akses modal terbatas.
Hal itu diakui pengurus Paguyuban Sumber Rejeki, Elizabeth Murni, kepada wartawan, usai acara Dialog Kebijakan : Ke mana Arah Pengembangan Ekonomi Usaha Kecil di Kota Surakarta, di Tipes, Serengan, Kamis (7/4).
Ia menjelaskan, harga kain perca dari tahun ke tahun terus merangkak naik. Kesulitan bahan baku inilah yang membuat laju usaha kurang berkembang. Dalam kondisi yang serba terhimpit, akses modal juga terbatas. Sementara pinjaman modal dari perbankan tak mampu mengentaskan dari himpitan lantaran bunga kredit cukup memberatkan.
“Harapannya ada penyediaan bahan baku agar usaha bisa berkelanjutan. Selama ini kami hanya mengandalkan kain perca dari pabrik konveksi terdekat,” ucapnya.
Adapun kain perca sendiri, oleh Paguyuban Sumber Rejeki dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat pakaian. Selain untuk memenuhi permintaan pasar Solo, pemasaran produk juga telah merambah ke Bali dan Sumatera.