Timlo.net–Pada Senin (2/3) Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan kepada para petinggi industri farmasi dan pejabat kesehatan umum dalam pertemuan di Gedung Putih jika dia ingin vaksin virus corona siap sebelum pemilihan presiden pada November 2020.
Tapi hal ini dianggap mustahil. Pada Selasa (3/3), Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Anthony Fauci berkata kepada para senator AS, “Akan diperlukan kurang lebih satu setengah tahun untuk membuat vaksin yang kita bisa gunakan.”
Hingga saat ini belum ada vaksin atau obat untuk virus corona. Tapi menurut pemberitaan Wired.com, Rabu (4/3), ada lebih dari 30 perusahaan dan institusi akademis di seluruh dunia yang berlomba mengembangkan vaksin virus corona.
Hal ini berarti karena kandidat vaksin mulai dikembangkan pada Januari 2020, maka versi vaksin yang bisa digunakan untuk masyarakat baru tersedia paling awal pada akhir musim panas 2021. Itupun jika semuanya berjalan lancar. “Membatasi waktu dari konsep menjadi produk yang bisa didistribusikan dalam setahun atau dua tahun adalah usaha yang benar-benar sulit,” kata Anthony.
Dari puluhan perusahaan dan organisasi akademis yang membuat vaksin, hanya belasan yang mengungkap jika vaksin mereka siap diuji pada manusia. Beberapa di antaranya adalah Moderna, CureVac, Inovio, Stermina Therapeutics, Imperial College London, Novavax, Altimmune, Generex Biotechnology, University of Oxford / Advent Srl, dan Sanofi.