Solo — Pecinta lagu musik keroncong dipelosok negeri ini sudah pasti mengenal sosok Waljinah (75). Ia adalah sang maestro musik keroncong nasional.
Ribuan lagu telah dibuat musisi legendaris warga Jalan Parang Cantel No 31, Mangkuyudan, Purwosari, Solo, Jateng ini. Lagu ‘Walang Kekek’, yang melambungkan namanya sejak 1968.
Waldjinah memang tak lagi muda lagi. Namun, musisi kelahiran 7 November 1945 itu masih mengingat jelas bagimana perjuanganya berkarir didunia musik keroncong dengan rekaman perdana di Lokananta. Lagu yang direkam kali pertama adalah ‘Kembang Kacang’.
“Kenangan pertamanya saya di Lokananta saat rekaman bersama almarhum Gesang, pencipta lagu ‘Bengawan Solo’ sekaligus maestro musik keroncong asal Solo,” ujar Waljinah usai menerima penghargaan dari Lokananta di acara ‘Sambung Rasa Lokananta’, Sabtu. (7/3) malam. Acara tersebut dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional.
Waljinah menceritakan pengalamannya saat itu. Dirinya terpaksa harus menggunakan kursi karena masih belum menjangkau microphone. Saat itu usianya masih 12 tahun duduk di sekolah dasar (SD).
“Saya masih pakai dingklik (kursi kecil) untuk naik karena mulut tidak sampai nyanyi sama pak Gesang. Padahal suaranya harus balance. Jadi harus ancik-ancik (berjinjit),” kata dia.
Dia mengungkapkan saat itu Lokananta mic-nya hanya satu. Lagu yang direkam saat duet rekaman bersama almarhum Gesang adalah Kembang Kacang. Saat ini ada 50 piringan lagu yang direkam di Lokananta.
“Salama berkarir di dunia musik keroncong sudah ada sebanyak 1.700 lagu saya buat. Saya sangat senang dapat penghargaan ini rumangsa diuwongke (merasa dihargai),” kata dia.
Peringatan Hari Musik Nasional yang jatuh pada tanggal 9 Maret, dia berhatap musik keroncong berjaya. Waljinah juga berharap kedepan muncul musisi keroncong dari kalangan anak muda.
Editor : Wahyu Wibowo