Solo — Dua program berbasis teknologi informasi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Bela Sungkawa Kirim Akta Kematian (Besuk Kiamat) dan Satu Paket Urusan Kependudukan Warga Terpenuhi (Sapu Kuwat) digadang menjadi contoh bagi daerah lain. Dua program itu dinilai efektif memberi kemudahan bagi pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan publik.
“Belum banyak daerah yang punya program ini,” kata pendamping tim penilai program smart city Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Heri Santoso di sela evaluasi smart city di Balaikota Solo, Kamis (12/3).
Menurut Heri, seharusnya dua program besutan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Solo itu mudah diduplikasi di daerah lain. Pasalnya, dua program itu hanya memodifikasi sistem yang sudah ada.
“Ini hanya program kustomisasi. Tapi banyak yang belum bisa,” katanya.
Karena itu, Kemenkominfo meminta salinan program tersebut dari Pemkot Solo untuk dijadikan panduan bagi daerah lain.
“Kami ingin meminta softcopy program tersebut dan izin Pemkot, agar bisa berbagi dan diduplikasi oleh kota-kota lain,” katanya.
Sebagai informasi, Sapu Kuwat adalah layanan terintegrasi lintas instansi. Di mana Pemkot dan BPJS Kesehatan langsung menerbitkan satu paket dokumen untuk warga. Paket itu berisi Akta Kelahiran, Kartu Identitas Anak, dan pembaruan data Kartu Keluarga (KK) dan ID elektronik JKN.
Sementara Besuk Kiamat adalah program layanan bela sungkawa bagi warga yang anggota keluarganya meninggal dunia. Keluarga mendapat ucapan bela sungkawa dari Walikota Solo, Akta Kematian, dan pembaruan data KK.
Editor : Wahyu Wibowo