Solo- Anak muda identik dengan hal-hal yang berhubungan dengan produk budaya pop, seperti musik modern, mall, dugem, dll. Image itulah yang coba sedikit demi sedikit dijauhkan oleh Solo Youth Heritage (SYH) dari generasi muda. Sebagai organisasi yang menfokuskan diri pada pendidikan dan acara yang berhubungan dengan kebudayaan, SYH mempunyai komitmen untuk mengajak orang muda untuk lebih peduli pada warisan budaya kota Solo.
General Manager SYH, Adi Prasetyo saat ditemui timlo.net menyatakan bahwa yang mempertemukan dirinya dan teman-teman adalah pada World Heritage City Congress and Expo 2008 (WHCCE). “Saat itu kami menjadi liaison officer . Kebersamaan dalam proses karantina dan konferensi internasional inilah yang memberi motivasi kami untuk membentuk suatu komunitas anak muda pecinta budaya.”, tandas Adi.
Sejak berdiri pada November 2008 sampai sekarang, tercatat berbagai acara yang digawangi oleh SYH. Acara-acara tersebut antara lain Sekaten Gayeng Pertama, Untukmu Kartini Pelestrasi Tradisi, Pesta Dongeng Anak, Kid Heritage Explorer, Student Heritage Explorer, Wedangan Kabudayan di Ngarsopuro. Kiprah SYH saat menjadi liaison officer di WHCCE juga membuka peluang anggota organisasi ini untuk kembali menjadi liaison officer dalam beberapa acara bertaraf internasional seperti Solo International Performing Arts (SIPA) dan Davis Cup.
SYH yang terdiri dari 16 pengurus dan 40 anggota juga mengadakan latihan tari di kesekretariatannya yaitu di kompleks Keraton Kasunanan Sasono Mulyo. Ini merupakan wujud nyata keseriusan SYH. Sedangkan tujuan utama organisasi ini adalah untuk menciptakan kesadaran bersama untuk mencintai warisan budaya khususnya di Solo ini.