Solo — Dampak yang ditimbulkan dari mandeknya kompetisi adalah nasib kontrak dan gaji pemain dan pelatih. PSSI mengambil jalan tengah agar setiap klub tetap memberikan hak pemain sebesar 25 persen dari nilai kontrak.
Kebijakan yang diambil tersebut memang sempat menimbulkan pro dan kontra. Mantan pesepakbola nasional Agung Setyabudi menilai arahan pemotongan gaji para pemain maupun pelatih merupakan hal yang positif.
“Gaji sebesar 25 persen dari nilai kontrak, itu sudah bagus. Ada upaya dari klub masih memikirkan pemain dan pelatihnya. Saya juga yakin sebenarnya di klausul kontrak pasti ada perihal jika keadaan force majeure,” ungkap Agung Setyabudi, Rabu (1/4).
“Seharusnya diterima dengan legawa, itu sudah jalan terbaik. Karena klub pasti paling rugi, tidak ada pemasukan sekali. Bersyukur masih mendapat bayaran meskipun tidak bermain,” timpal mantan Kapten Persis Solo tersebut.