Solo — Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Solo mencatat adanya peningkatan jumlah kunjungan pasien di tempat praktek dokter, setelah Kota Solo ditetapkan berstatus kejadian luar bisa (KLB) Corona atau Covid-19. Banyaknya pasien yang datang di tempat praktek dokter mengabaikan social distancing.
“Banyak yang tidak mengalami sakit datang berobat ke tempat praktek dokter. Terjadi antrean panjang dan berkerumun. Ini yang bertolak belakang dengan tujuan social distancing,” ujar Ketua IDI Solo, Adji Suwandono, Rabu (1/4).
Ia mengatalankan, atas pertimbangan tersebut, dari IDI lebih mengutamakam pelayanan emergency. Informasi ini secara resmi dikeluarkan melalui berbagai cara, termasuk penyebaran informasi melalui media sosial dan lain sebagainya.
“Kami berikan arahan yang mudah dipahami masyaralat sebelum mereka memeriksakan diri ke dokter,” ujarnya.
IDI Solo, kata dia, juga merumuskan keadaan darurat itu dalam tujuh poin kedaruratan. Yakni deman lebih dari dua hari dengan panas yang tetap naik turun meski sudah minum obat, bayi atau Balita yang mengalami kejang-demam, pasien kecelakaan dan menderita luka robek.
Poin selanjutnya, kata dia, kondisi dehidrasi yang disebabkan muntah diare yang tidak bisa diatasi dengan obat rumahan dan konsumsi larutan oral elektrolit. Selain itu, sesak nafas yang tidak bisa diatasi dengan obat oral yang biasa diminum.
“Poin lainnya, jika mengalami kesakitan yang teramat sangat pada bagian tertentu dan membutuhkan segera obat pereda nyeri. Dan terakhir, arahan penggunaan masker dengan benar sesuai instruksi petugas medis saat hendak berobat dalam keadaan demam atau batuk,” tambahnya.