Solo — Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) sudah melakukan cek fakta dan klarifikasi terkait hoaks atau berita bohong terkait Covid-19. Mafindo sendiri sudah menemukan sebanyak 246 hoaks dari berbagai sumber. Jumlah itu sejak Januari 2020.
“Jadi sudah sekitar 94 hari, atau rata-rata ada dua hoaks baru per hari yang viral,” ungkap anggota Presidium Masyarakat Antifitnah Indonesia Surakarta, Niken Satyawati kepada Timlo.net, melalui telpon seluler, Minggu (5/4).
Kenapa hoaks muncul? Menurut Niken, karena ada yang membuat dan menyebarkannya. Motif pembuat atau penyebar ini beda-beda. Bisa karena iseng, dapat uang, kebencian, dan tendensi politik, dan lain-lain.
Menurut dia, indikasi sebuah pesan atau informasi bisa menjadi hoaks antara lain, judulnya bombastis, diunggah oleh situs abal-abal atau tidak terdaftar di Dewan Pers dan tidak mencantumkan pengelola, banyak typo/salah tulis, pemakaian huruf kapital dan tanda baca yang berlebihan, serta too good to be true dan too bad to be true.
Niken mengatakan, salah satu sebab mengapa orang gampang terkecoh karena literasi rendah. Terutama literasi media. Agar tidak terkecoh maka jangan berhenti di judul. Baca keseluruhan berita atau informasi.
“Juga bandingkan dengan media lain. Gunakan search engine. Apakah media lain yang kredibel memberitakan? Kalau iya berarti bukan hoaks. Kalau tidak pantas diduga itu hoaks,” ungkapnya.