Timlo.net
No Result
View All Result
Timlo.net
  • Timlo.tv
  • Tentang Kami
  • Kontak
No Result
View All Result
Rabu, 3 Maret 2021
  • Seni Budaya
    • Umum
    • Sosok
  • Bisnis
    • Umum
    • Event
    • Inspirasi
  • Pendidikan
    • Umum
    • Sosok
  • Olah Raga
    • Umum
    • Bola
    • Sosok
    • Jadwal Siaran
  • Sosial
    • Umum
    • Kota
    • Event
    • Sosok
  • Wisata
    • Umum
    • Kuliner
    • event
  • Gaya Hidup
    • Umum
    • Teknologi
    • Kesehatan Umum
    • Busana
    • Sosok
  • Nasional
    • Umum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Artis
    • Marketing
  • Manca
    • Umum
    • Teknologi
    • Film
    • Unik
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Info Solo
    • Jadwal Kereta Api
    • Jadwal Pesawat
    • Jadwal Travel
    • Form Konsultasi
    • Telepon Penting
  • Indeks



  • Seni Budaya
    • Umum
    • Sosok
  • Bisnis
    • Umum
    • Event
    • Inspirasi
  • Pendidikan
    • Umum
    • Sosok
  • Olah Raga
    • Umum
    • Bola
    • Sosok
    • Jadwal Siaran
  • Sosial
    • Umum
    • Kota
    • Event
    • Sosok
  • Wisata
    • Umum
    • Kuliner
    • event
  • Gaya Hidup
    • Umum
    • Teknologi
    • Kesehatan Umum
    • Busana
    • Sosok
  • Nasional
    • Umum
    • Politik
    • Ekonomi
    • Artis
    • Marketing
  • Manca
    • Umum
    • Teknologi
    • Film
    • Unik
  • Regional
    • Solo
    • Sragen
    • Karanganyar
    • Klaten
    • Wonogiri
    • Sukoharjo
    • Boyolali
  • Info Solo
    • Jadwal Kereta Api
    • Jadwal Pesawat
    • Jadwal Travel
    • Form Konsultasi
    • Telepon Penting
  • Indeks
No Result
View All Result
Home Nasional

Jenazah Perawat Covid-19 Ditolak Warga, Ganjar Pranowo: Saya Mohon Maaf

10 April 2020 , 23:11 WIB
| 
Wahyu Wibowo - Timlo.net
in Nasional, Umum
0 0
Ini Alasan Jateng Belum Ajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (humas jateng)

Timlo.net – Kasus penolakan pemakaman jenazah perawat positif Covid-19 di Kabupaten Semarang, membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo prihatin. Semestinya warga menghormati atas jasanya sebagai pahlawan kemanusiaan. Dirinya berharap, kejadian tersebut menjadi yang terakhir.

“Dia adalah seorang pejuang, karena berani mengambil resiko besar dengan merawat pasien covid-19. Padahal dia tahu, itu mengancam keselamatannya. Saya ingin kembali mengajak seluruh warga Jateng untuk ngrogoh rasa kamanungsan (merengkuh rasa kemanusiaan) yang kita miliki. Jangan ada lagi penolakan pada mereka yang meninggal akibat pagebluk ini,” tandas Ganjar di rumah dinasnya, Jumat (10/4), yang dilansir dari laman humas.jatengprov.go.id.

BacaJuga

Update Corona di Jateng 3 Maret 2021: 6.188 Dirawat, 139.297 Sembuh, 9.806 Meninggal

DPR: Berdayakan Petani Lokal untuk Stabilkan Harga Cabai

Kunjungi De Djawatan, Ini Pesan Puan Maharani untuk Banyuwangi

Atas kejadian ini, Ganjar mewakili seluruh rakyat Jawa Tengah meminta maaf kepada seluruh tenaga medis, khususnya yang tengah berjibaku merawat kasus covid-19.

“Kepada perawat, dokter dan tenaga medis, mewakili seluruh warga Jawa Tengah, saya mengharap maaf dari panjenengan semua. Mari tetap berjuang bersama melawan corona,” kata Ganjar.

Seusai mendengar kabar ini, Ganjar segera menelepon Bupati Semarang, Wakil Bupati Semarang, lurah dan RT yang menolak pemakaman jenazah untuk klarifikasi.

Berdasarkan informasi yang dia dapat, penolakan itu terjadi karena miskomunikasi. Awalnya jenazah akan dimakamkan di kampung halamannya, di Desa Susukan Kabupaten Semarang. Di desa itu, masyarakat sudah menyiapkan liang lahat untuk jenazah.

“Tapi karena ada permintaan keluarga, akhirnya pemakaman dipindah dari Susukan ke Desa Sewakul, Ungaran. Nah yang di Susukan itu juga nunggu, kok jenazah tidak datang-datang padahal makam sudah disiapkan,” jelasnya.

Saat jenazah akan dipindahkan ke Sewakul itu, komunikasi kepada warga setempat tidak dilakukan dengan baik. Tiba-tiba, petugas pembawa jenazah datang ke desa itu tanpa memberikan informasi dan membuat warga kebingungan.

Selain itu, warga tidak mengetahui bahwa jenazah yang akan dimakamkan di desa mereka itu meninggal akibat Covid-19. Yang mereka ketahui jenazah meninggal karena sakit paru-paru.

“Saat itulah ada isu bahwa jenazah ini ditolak di Susukan. Makanya, warga Sewakul kemudian protes dan ikut melakukan penolakan,” imbuhnya.

Ganjar juga sempat menelpon salah satu warga Sewakul bernama Sutiyadi. Menurut informasi, Sutiyadi adalah perwakilan RT yang menolak pemakaman.

Kepada Ganjar, Sutiyadi membenarkan penolakan itu terjadi karena tidak adanya informasi yang transparan di lapangan. Kalau ada informasi dan masyarakat mendapat pengarahan, tentu tidak akan terjadi.

“Itu miskomunikasi saja pak. Saya mewakili warga meminta maaf yang sebesar-besarnya terkait hal ini. Kalau ada informasi yang benar, kami pasti tidak akan menolak,” kata Sutiyadi.

Sutiyadi menerangkan, selain komunikasi yang tidak jelas, informasi yang beredar di masyarakat juga berseliweran. Di tengah kebingungan itu, warga dikejutkan dengan datangnya petugas pemadam kebakaran lengkap dengan peralatannya.

“Ke depan, kami berjanji tidak akan menolak jenazah lagi. Kami meminta maaf terkait kejadian ini,” tutupnya.

Jenazah akhirnya dikebumikan di pemakaman keluarga di belakang RSUP dr Kariadi Semarang, karena yang bersangkutan semasa hidup merupakan karyawan di RS tersebut.

Ganjar berharap kejadian ini menjadi pelajaran semua pihak, baik rumah sakit, keluarga dan pemerintah dalam mengevaluasi protokol dalam penanganan jenazah covid-19.

“Sebenarnya masyarakat Jateng tidak seperti itu. Mestinya harus ada komunikasi yang jujur dan baik. Rumah sakit, keluarga harus jujur dengan kondisi jenazah. Atas kejadian ini, saya sebagai Gubernur meminta maaf dan berharap kejadian ini menjadi yang terakhir,” katanya.

Ganjar menegaskan, penolakan pemakaman jenazah di Jateng bukan pertama kali. Kasus serupa pernah terjadi di Kabupaten Banyumas.

Tak lelah Ganjar menerangkan, bahwa pengurusan jenazah covid-19 sudah dilakukan dengan standar yang aman, baik dari segi agama maupun medis.  Semua sudah dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan, mulai penyucian secara syar’i, dibungkus kantong plastik yang tidak tembus air dan udara, penyemprotan desinfektan, hingga dimasukkan ke dalam peti.

“Dan sudah ditegaskan oleh ahli kesehatan, bahwa ketika jenazah itu dikubur, secara otomatis virusnya akan mati. Sekali lagi, virusnya akan mati di tanah dan tidan bisa keluar untuk menjangkiti warga,” terangnya.

Tidak ada alasan untuk menolak pemakaman jenazah Covid-19. Sebab, Majelis Ulama Indonesia sudah berfatwa, bahwa mengurus jenazah itu wajib hukumnya dan menolak jenazah itu berdosa.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya yang mengurus pemakaman jenazah untuk berkomunikasi dengan pemerintah desa dan masyarakat setempat. Kalau warga sudah paham, dipastikan semua akan menerima dan tidak akan ada isu yang tidak benar yang membuat masyarakat terpecah belah.

“Mohon sekali lagi, jangan ada penolakan apalagi jenazah mereka yang telah berjuang untuk menyelamatkan kita. Semestinya, kita memberi hormat dan penghargaan kepada para tenaga medis dimanapun mereka berada. Mereka tidak pernah menolak pasien, kenapa kita justru menolak mereka. Rasa kamanungsan kita sedang diuji, mari kita berdoa semoga selalu diberi kekuatan,” bebernya.

Sumber: humas.jatengprov

Editor : Wahyu Wibowo
Tags: coronacovid-19ditolakganjar pranowoJenazahperawat

Related Posts

Update Corona di Jateng 3 Maret 2021: 6.188 Dirawat, 139.297 Sembuh, 9.806 Meninggal
Nasional

Update Corona di Jateng 3 Maret 2021: 6.188 Dirawat, 139.297 Sembuh, 9.806 Meninggal

3 Maret 2021
Pernah Positif Covid-19, Doni Monardo Lakukan Donor Plasma Konvalesen
Nasional

Pernah Positif Covid-19, Doni Monardo Lakukan Donor Plasma Konvalesen

3 Maret 2021
PPKM Turunkan Kasus Covid-19 di Boyolali, Ini Datanya
Sosial

PPKM Turunkan Kasus Covid-19 di Boyolali, Ini Datanya

3 Maret 2021
Guru di Boyolali Mulai Disuntik Vaksin Covid-19
Pendidikan

Guru di Boyolali Mulai Disuntik Vaksin Covid-19

3 Maret 2021
Pemisahan Hari Pemungutan Suara dapat Mengurangi Beban KPPS
Nasional

Kemenkes Gunakan Data KPU untuk Vaksinasi, Ilham Saputra: Datanya Terus Kita Perbarui

3 Maret 2021
Pandemi Covid-19 Terkendali, Gibran Minta Tambahan Vaksin ke Ganjar
Kota

Pandemi Covid-19 Terkendali, Gibran Minta Tambahan Vaksin ke Ganjar

2 Maret 2021
loading...



Terkini

Update Corona di Jateng 3 Maret 2021: 6.188 Dirawat, 139.297 Sembuh, 9.806 Meninggal

Update Corona di Jateng 3 Maret 2021: 6.188 Dirawat, 139.297 Sembuh, 9.806 Meninggal

3 Maret 2021
DPR: Berdayakan Petani Lokal untuk Stabilkan Harga Cabai

DPR: Berdayakan Petani Lokal untuk Stabilkan Harga Cabai

3 Maret 2021
Kunjungi De Djawatan, Ini Pesan Puan Maharani untuk Banyuwangi

Kunjungi De Djawatan, Ini Pesan Puan Maharani untuk Banyuwangi

3 Maret 2021
Huawei AppGallery Digunakan Lebih Dari 530 Juta Pengguna Aktif

Huawei AppGallery Digunakan Lebih Dari 530 Juta Pengguna Aktif

3 Maret 2021
Diduga Punah 172 Tahun, Burung Pelanduk Kalimantan Kembali Ditemukan

Diduga Punah 172 Tahun, Burung Pelanduk Kalimantan Kembali Ditemukan

3 Maret 2021
  • Kontak
  • Tentang Kami
  • Radio
  • Loker
  • Timlo.tv
  • Pedoman Media Siber
Telepon Kami : +62-271-626499

Copyright © 2021 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Sosial
  • Bisnis
  • Seni Budaya
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Wisata
  • Olah Raga
  • Nasional
  • Manca

Copyright © 2021 Timlo.net PT Tinular Media Solo All Rights Reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In