Sragen – Pemkab Sragen menyiapkan tempat istirahat dan karantina untuk petugas medis di Rumah Sakit Darurat Covid-19. Para petugas medis juga mendapat pelatihan deteksi Covid-19. Meski sudah siap, Bupati berharap RS Darurat itu tidak terpakai.
“RS Darurat Covid-19 sudah siap menampung pasien. Kita juga siapkan lokasi karantina yang layak untuk tenaga medis,” kata Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat meninjau rumah sakit darurat Covid-19 di Tekno Park Sragen, Senin (13/4).
Tempat istirahat yang disiapkan untuk para medis ini juga berada di gedung kompleks Technopark. Sedangkan tempat karantina disiapkan di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK).
”Setelah bertugas ini harus off 14 hari, kita siapkan karantina mandiri di BLK,” ujar Bupati.
Satu kloter petugas yang bekerja sebanyak 20 orang untuk shif pagi, siang dan malam. Selain itu ada pula petugas non medis seperti security, laundry dan cleaning service. Total ada 108 orang yang terlibat bekerja di RS Darurat Covid-19 untuk tiga kloter.
Yuni menjelaskan, RS Darurat ini untuk menampung jika ruang isolasi di RSUD dr Soehadi Prijonegoro dan RSUD dr Soeratno penuh. Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang menunggu swap test bisa ditempatkan di RS Darurat Covid-19.
Soal tempat istirahat tenaga medis, Bupati menyampaikan sudah ada 24 bed untuk tenaga medis melepas lelah. Demikian juga tempat Karantina di BLK juga disiapkan 24 bed.
”Gedung sebelah sana ada 24 bed, sama jumlahnya hanya saja kalau di sini untuk pasien, di sana untuk dokter dan perawat,” terangnya.
Sementara Direktur RS Darurat Covid-19, dr Agus Sudarmanto menyampaikan semua yang terlibat di RS Darurat ini akan mendapatkan pelatihan. Termasuk tenaga non medis agar tidak sampai tertular.
Dia menyampaikan semua tim kesehatan dan tim penunjang. Pelatihan digelar selama 4 hari dan mulai Selasa (14/4) besok hingga Jumat (17/4).
”Kita latih teman-teman untuk mendeteksi, apa layak masuk PDP. Nanti ada pemeriksaan fisik yang perlu dipertajam,” jelasnya.
Editor : Wahyu Wibowo