Solo — Laskar Sambernyawa Persis Solo dikabarkan mengalami krisis finansial, di tengah berhentinya kompetisi Liga 2 2020. Para pemain mulai menjerit karena gaji yang untuk bulan Maret belum juga diterima.
Skuat Persis sebenarnya harus gajian setiap tanggal 3 atau paling lambat tanggal 5. Untuk periode Maret-April, sama sekali belum mendapat bayaran padahal sudah memasuki tanggal 16.
Dukungan untuk pemain Persis datang dari lingkungan suporter Pasoepati. Pembina Pasoepati, Ginda Ferachtriawan berharap manajemen Persis bisa transparan kepada para pemain dan elemen di tim.
Mulai dari nominal pemotongan gaji atas imbauan federasi, hingga kabar pemain yang belum menerima sepeserpun gaji di bulan Maret. Menurutnya, profesionalitas klub sebesar Persis dipertaruhkan jika tak segera menyelesaikan tanggungjawabnya kepada pemain dan elemen di tim.
“Mestinya segera dicari solusi, jangan membuat pemain menunggu ketidakpastian. Di saat wabah seperti ini, pemain sangat butuh pemasukan untuk menopang biaya hidup,” tutur Ginda Ferachtriawan, Kamis (16/4).
Seperti diketahui, Persis belum sempat memainkan pertandingan perdana Liga 2 wilayah timur melawan PSCS Cilacap (15/3). Kota Solo dinyatakan KLB Corona saat itu hingga akhirnya kompetisi dihentikan total sampai masa darurat penanggulangan Covid-19.