Solo — Fenomena munculnya cacing tanah ke permukaan menimbulkan pertanyaan di masyarakat. Kemunculan cacing tanah ini terjadi di beberapa wilayah baik di Kota Solo tepatnya di Kawasan Pasar Gede, Klaten, Sukoharjo dan kawasan yang lain.
Banyak yang menghubungkan fenomena ini dengan berbagai kemungkinan. Mulai dari penyemprotan disinfektan yang masif dilakukan oleh masyarakat. Hingga, akan adanya bencana gempa bumi yang bakal terjadi seperti tahun 2006 lalu.
“Kalau disinfektan kan seperti spray, saya kira bukan. Kecuali kalau disinfektan disemprot di satu titik dengan jumlah besar mungkin langsung keluar. Tapi ini kejadiannya di berbagai tempat, jadi saya kira bukan,” terang Pakar Lingkungan Hidup Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prabang Setyono saat ditemui wartawan di Solo Paragon, Minggu (19/4).
Dikatakan, cacing akan keluar dari tanah secara alami jika ada perubahan kondisi tanah secara drastis. Namun peristiwa hari ini tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya kalau kelembaban tanah berubah drastis, atau kalau di dalam tanah panas, maka dia keluar. Tapi tahun ini sepertinya ada anomali,” katanya.
Menurut Prabang, tidak menutup kemungkinan adanya dinamika di dalam tanah seperti gelombang elektromagnetik frekuensi rendah. Ini dipicu, dari pergerakan-pergerakan biotektonik, kemudian gempa vulkanologi, yang kebetulan terjadi.
“Fenomena cacing muncul ke permukaan berada di wilayah Klaten, Sukoharjo, Boyolali, Surakarta yang masuk zonasi Gunung Merapi. Jadi kalau seandainya ingin mengkait-kaitkan ya ada logika yang bisa dibangun seperti itu,” jelas Prabang.
Disinggung mengenai akan adanya gempa bumi seperti yang terjadi pada 2006 silam, Prabang menyebut, hal itu terlalu dini.
“Kenapa? Karena data-datanya masih minim, kenapa kok harus cacing. Kecuali kalau memang yang keluar adalah agen hayati yang ada di dalam tanah, seperti cacing, rayap, undur-undur dan seterusnya, yang memang mereka habitatnya harusnya di dalam tanah. Jadi difersitas agen hayati inilah yg akan memperkuat justifikasi kita,” katanya.
Editor : Wahyu Wibowo