Timlo.net--Ada harapan jika wabah virus corona berakhir saat dunia memasuki musim atau cuaca yang lebih panas. Tapi harapan jika suhu yang lebih tinggi atau panas bisa membunuh virus corona dianggap sebagai harapan yang terlalu optimis. Hal ini terungkap dari penelitian baru dari para ilmuwan the University of Aix-Marseille di Prancis.
Para peneliti berkata jika mereka menguji efek panas terhadap virus itu baik dalam kondisi laboratorium yang bersih dan lingkungan alami yang kotor. Hasil penelitian itu diduga bocor dan diberitakan oleh Yahoo News.
Ternyata suhu yang sangat tinggi tidak memiliki efek yang berarti. Mereka dengan sengaja menginfeksi sel ginjal monyet hijau Afrika dengan virus corona. Saat sel itu ditempatkan pada suhu ruangan 60 derajat Celcius. Sel itu tetap terinfeksi sekalipun berada di ruangan itu.
Tapi dalam penjelasan singkat para peneliti, cuaca panas bisa menciptakan kondisi yang lebih sulit bagi virus itu. Menurut hasil penelitian mereka, sinar matahari menghancurkan virus corona dengan cepat, tulis Daily Star, Minggu (19/4).
Department of Homeland Security, Amerika Serikat (AS) merilis pernyataan menanggapi penelitian itu. “Kami berdedikasi untuk melawan COVID-19, dan kesehatan dan keamanan penduduk Amerika adalah prioritas utama.Sesuai kebijakan, kami tidak berkomentar terhadap dokumen yang diduga bocor itu.”
“Adalah tindakan tidak bertanggung jawab untuk berspekulasi, menarik kesimpulan atau mencoba mempengaruhi masyarakat berdasarkan sebuah dokumen yang belum diulas oleh peneliti lainnya atau menjalani pendekatan ilmiah yang valid,” lanjut badan itu.